Lihat ke Halaman Asli

Bahasa Anak adalah Kita

Diperbarui: 11 Desember 2020   23:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://unsplash.com/@sdb_sjbc

Hakikat anak usia dini adalah individu yang unik, dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosio emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus, sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut.

Dari berbagai definisi, dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental.

Selain itu, anak usia dini merupakan seseorang yang masih terjaga fitrahnya, sehingga apa yang ada pada dirinya tergantung lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.

Sejak bayi, bahasa dipelajari melalui interaksi sosial dengan orang lain, melalui kesempatan mendengarkan dan menguji suara dan kata. Sebagai tambahan, tata bahasa anak berdasar pada pertimbangan dan kemampuannya memperoleh kata-kata dari percakapan. Bayi memperoleh bahasa selama beberapa bulan pertama.

Hal ini dapat terindikasi dengan merespon suara (child-direct speech) atau lebih sering disebut bahasa ayah dan ibu yang dikarakteristikan dengan intonasi dan irama yang unik, seperti orangtua berbicara dengan anaknya. Bahasa ayah tidak dipelajari secara luas seperti bahasa ibu, tetapi lebih bertipe melucu, menemani, dan lebih memerintah.

Mari kita flashback dalam kehidupan nyata, di dalam lingkungan anak khususnya di rumah, harus berhati-hati dalam hal pengucapan sebuah kata dikarenakan satu kata baik maupun buruk yang terucap akan langsung masuk dalam rangsangan otak anak, sehingga anak mudah menirukan hal tersebut. Jika terjadi pertengkaran atau hal-hal yang tidak baik diusahakan untuk menjauh dari diri anak supaya anak tidak terkontaminasi terhadap bahasa yang keluar atas egoisme.

Berdasarkan webinar yang pernah diikuti, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendidik bahasa pada anak, yaitu sebagai berikut:

1.Usahakan mengucapkan bahasa yang baik ketika berinteraksi dengan anak
2.Menuntun anak berbicara dengan baik dan sopan. Sederhananya di daerah Jawa, anak dituntun dengan bahasa "dalem" ketika dipanggil dan "nggeh" ketika meng-iyakan sesuatu
3.Menegur anak atau memberikan tindakan yang tegas ketika anak berbicara jelek
4.Membacakan cerita atau bernyanyi bersama dengan anak, agar kosa katanya dapat berkembang.

Besar pengaruh bahasa terhadap pribadi anak usia dini. Bahasa tersebut yang akan selalu membekas dalam diri anak. Seperti mantra yang akan terdengar disaat anak tersebut membutuhkan. Jadi usahakan untuk selalu memberikan kalimat positif atau jika kelepasan berkata buruk, segera untuk memberikan klarifikasi dengan minta maaf pada anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline