Lihat ke Halaman Asli

Iis Isnaeni

SMPN 3 Tasikmalaya

Dilema Etika: Esensi Keputusan Berdasarkan Nilai-nilai Kebajikan

Diperbarui: 26 Februari 2023   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

JURNAL DWI MINGGUAN MODUL 3.1. PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

"Ing ngarso sung tulodo,

ing madyo mangun karso,

tut wuri handayani."

Begitulah bunyi kalimat Pratap Triloka yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional. Kalimat yang menguar dan melangit di bumi nusantara dalam kancah pendidikan nasional. Bahwasanya memberikan teladan, memberi semangat, dan memberi dukungan harus diterapkan oleh seorang guru dalam proses pendidikan pada muridnya. Membuat keputusan yang relevan dengan Pratap Triloka tersebut merupakan salah satu tantangan guru dalam proses mendidik murid. Artinya keputusan yang dibuat harus dilandasi nilai-nilai kebajikan yang membawa kebaikan untuk bersama.

Dilema Etika

Dilema etika (benar versus benar) adalah situasi yang terjadi ketika sessorang harus memilih antara dua pilihan yang kedua pilihan tersebut secara moral benar tetapi bertentangan.

Tidak dapat dipungkiri dalam menjalani peran, guru sering dihadapkan pada sebuah masalah yang berkaitan dengan dilema etika. Sebuah dilema yang akhirnya menggiring pada pembuatan keputusan bijak antara dua hal yang benar nilainya. Keputusan yang dibuat tentu saja bisa dipengaruhi oleh nilai-nilai kebajikan dan kondisi sosial emosional guru tersebut. Sehingga esensi keputusan yang dibuat bergantung pada kondisi sosial emosional dan kondisi nilai-nilai kebajikan yang mewarnai. Lantas, hal tersebut juga menjadi aset dan bahan pertimbangan guru untuk membuat keputusan yang bijaksana ketika menghadapi masalah dilema etika. Sehingga dampak positif lebih nampak dalam menghadirkan suasana dan lingkungan aman, nyaman, dan kondusif.

Pengambilan Keputusan dengan Strategi "coaching"

Coaching sepertinya merupakan strategi yang relevan dalam mempertimbangan pembuatan keputusan yang berlandasakan nilai-nilai kebajikan. Sebab, coaching sangat memperhatikan aset atau 'kelebihan' yang dimiliki coachee agar lebih berkembang. Nilai-nilai kebajikan dan kondisi sosial emosional yang sudah ada makin dikuatkan dengan kebulatan tekad dan dorongan semangat coach untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi coachee yang akhirnya berujung pada pengambilan keputusan yang bijak.

Bahkan ketika seorang guru merasa dalam keadaan bimbang setelah menentukan keputusan yang diambil, proses coaching hadir menjadi jembatan untuk menguatkan atau meninjau kembali keputusan yang dibuat guru tersebut. Proses coaching yang dikolaborasikan dengan strategi pengambilan keputusan yang memerhatikan: identifikasi dilema etika dan bujukan moral, empat paradigma pengambilan keputusan, tiga prinsip pengambilan keputusan, dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Jika sejalan, maka keputusan yang diambil merupakan keputusan yang masak dan dapat dipertanggung jawabkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline