Lihat ke Halaman Asli

Iis Suwartini

Dosen PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan

Kearifan Lokal Perlu Dilestarikan, UAD Latih Penulisan Cerpen

Diperbarui: 18 Juni 2021   07:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelatihan penulisan cerpen (Dok PBSI Universitas Ahmad Dahlan)

Pembelajaran di masa pandemi tentu membosankan, sehingga perlu adanya penyegaran. Untuk meningkatkan kreativitas siswa khususnya dalam bidang kepenulisan. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengadakan pelatihan penulisan cerita pendek (cerpen). Cerpen merupakan sebuah karya sastra berbentuk tulisan yang mengisahkan tentang sebuah cerita fiksi lalu dikemas secara pendek, jelas dan ringkas.

Cerpen memiliki beberapa fungsi diantaranya: (1) fungsi rekreatif yaitu sebagai sarana penghibur bagi para pembaca, (2) fungsi estetis yaitu sebagai nilai estetika atau keindahan yang ada pada cerpen (3) fungsi didaktif dapat digunakan sebagai sarana pendidikan (4) fungsi moralitas mengandung nilai moral yang dapat dijadikan pembelajaran dalam kehidupan, (5) fungsi religiusitas yaitu sebagai pemberi pelajaran berbasis nilai-nilai keagamaan. Oleh karena itu, cerpen perlu diajarkan pada siswa salah satunya siswa SMA. Tim pengabdian UAD yang terdiri dari Fitri Merawati, S.Pd., M.A. dan Iis Suwartini, M.Pd. mengadakan pelatihan penulisan cerpen berbasis kearifan lokal pada siswa SMA Muhammadiyah Ponjong dan SMA Muhammadiyah Al Mujahidin. Pelatihan tersebut dilakukan secara berkelanjutan di bulan Juni setiap hari Sabtu dilakukan secara daring.

Cerita pendek merupakan salah satu sarana untuk memberikan informasi sekaligus menanamkan karakter pada diri anak. Karakter yang dapat ditanamkan salah satunya adalah karakter dengan basis kearifan lokal agar seorang anak mamapu memiliki daya saing di kancah global dengan tidak kehilangan identitas dirinya. Kearifan lokal ini data dijadikan sebagai referensi untuk membuat sebuah karya sastra. Namun jarang dijumpai dalam cerita pendek karena ada anggapan bahwa cerita pendek lebih mengedepankan fantasi. Oleh karena itu, pengabdian berupa pelatihan cipta cerita ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa SMA di Gunungkidul khususnya di SMA Muhammadiyah Mujahidin Gunungkidul dan SMA Muhammadiyah Ponjong dapat menciptakan cerita pendek berbasis kearifan lokal.

Metode yang digunakan dalam pengbdian ini adalah dengan memberikan pelatihan, pendampingan dan praktik langsung kepada siswa tersebut. Materi yang dberikan adalah pemahaman tentang cerita pendek, kearifan lokal, menentukan ide cerita, tokoh, latar, konflik, alur, dan gaya bahasa. Setelah mendapatkan materi, peserta diminta untuk praktik langsung membuat cerita pendek yang kemudian akan dikumpulkan dan diterbitkan dalam antologi buku cerita pendek.

Dengan adanya pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kreativitas siswa di masa pandemi dan mengangkat kearifan lokal dalam tema cerita. Hal tersebut tentunya dapat menjadikan media untuk mengeksplore kearifan lokal bagi pembaca. Kearifan lokal suatu daerah dapat menjadi bahan kajian dan perenungan bahwa setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri dalam memandang prespektif kehidupan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline