Lihat ke Halaman Asli

Iis Suwartini

Dosen PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan

Lestarikan Budaya dan Seni, UAD Kembangkan Desa Wisata Berbasis Technopreneurship

Diperbarui: 6 Juni 2021   15:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi kegiatan di Kelurahan Purbayan-dokpri

Peran Perguruan Tinggi (PT) dalam pemberdayaan masyarakat tertuang pada Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tri Dharma Perguruan Tinggi  terdiri dari 3 poin yaitu : Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. PT memiliki peranan penting bersinergi dengan masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan juga mengembangkan potensi yang ada.

Yogyakarta tidak bisa dilepaskan dari unsur sejarah dan budaya. Beragam peninggalan sejarah dan budaya hingga kini tetep lestari. Kelurahan Purbayan merupakan salah satu kelurahan yang memiliki beragam peninggalan sejarah, juga beragam kesenian dan kerajinan yang patut dilestaraikan.

Kelurahan Purbayan berada di Kecamatan Kotagede yang merupakan The Old Capital City yang menyimpan sejarah mengenai lahirnya Kerajaan Mataram Islam pada abad ke 16. Berawal dari berdirinya sebuah kerajaan di tengah hutan pada tahun 1575 yang diprakarsai oleh Ki Ageng Pemanahan. Berbagai peninggalan sejarah seperti Situs Benteng Cepuri, Between To Gate, Situs Kedaton Batu Gilang, Joglo Dalem Supingen, makam para pendiri kerajaan, Masjid Kotagede, rumah-rumah tradisional dengan arsitektur Jawa yang khas, toponim perkampungan yang masih menggunakan tata kota jaman dahulu, Pasar Kotagede, hingga reruntuhan benteng bisa ditemukan di Kotagede.

Berbagai kerajinan tetap dilestarikan seperti kerajinan perak, tanduk, dan keris berada di daerah Basen. Sementara Kerajinan logam berada di daerah Sota. Kerajinan perak tertua berada di Salim Silver Kotagede. Tradisi dan Budaya  pun masih lestari hingga kini. Berbagai event seni budaya pun kerap di gelar diantaranya Festival Budaya Kotagede dan Srawung Kampung.

Berdasarkan hal tersebut tim pengabdian UAD yang terdiri dari (1) Bambang Robi’in, S.T., M.T. (2) Iis Suwartini, M.Pd. (3) Vera Yuli Erviana, M.Pd. dan (4) Arif Ardy Wibowo, M. Sn. menjembatani masyarakat Purbayan menuju desa wisata berbasis Technopreneurship. Program kegiatan merupakan pengabdian multitahun yang dibiayai oleh LPPM UAD yang akan berjalan selama 3 tahun. Kegiatan yang akan dikembangkan pada tahun pertama terkait perintisan web wisata, perintisan jurnalis sadar wisata, UMKM berbasis digital, dan pagelaran kesenian virtual. 

Besar harapan kegiatan di tahun pertama ini dapat  berjalan dengan baik. Tidak dapat dipungkiri pandemi covid sangat berdampak pada berbagai aspek kehidupan termasuk seni dan kerajinan di Purbayan. Pentas kesenian kini jarang sekali digelar begitu juga dengan penurunan pendapatan di bidang kerajinan. Untuk bangkit dari keterpurukan masyarakat kini perlu beradabtasi dengan era kenormalan baru yaitu dengan memanfaatkan media digital.

Adanya program pengabdian kepada masyarakat yang diusung Perguruan Tinggi menjadi angin segar untuk membangkitkan perekonomian di masa pandemi. Untuk itu Tri Dharma Perguruan Tinggi perlu digalakkan dan mendapat dukungan dari semua pihak. Dalam hal ini Dosen sebagai pengusung ide gagasan dibantu dengan mahasiswa memberikan pendampingan dan pelatihan di masyarakat. Sementara lurah menjembatani terjalinnya kerjasma antara tim pengabdian dengan masyarakat sehingga tercipta iklim yang kondusif dalam pengembangan desa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline