Lihat ke Halaman Asli

Iip Syarip Hidayat

Teacher, Blogger, Enterprenuer, Konten Kretor dan penulis

Permainan Tradisional Sunda sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Gadget pada Anak-Anak

Diperbarui: 7 Agustus 2024   18:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto SDN 1 Cianting Sukatani Purwakarta 

 

Dinas Pendidikan kabupaten purwakarta saat ini memiliki konsep bunga lima karakter Purwakarta  dengan tujuan agar lebih menguatkan pendidikan yang berkearifan lokal tetapi juga memiliki tujuan yang relevan dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu bunga lima karakter Purwakarta adalah  Konsep 7 Poe Atikan Dinas Pendidikan Purwakarta.  

Ketika berbicara 7 Poe Atikan Dinas Pendidikan Purwakarta, maka setiap hatrinya pendidikan di Purwakarta akan memiliki tema. Dari tema tersebutlah akan nampak karakter- karakter yang dimunculkan nantinya. Sebagai salah satu contoh adalah hari Rabu " Maneuh di Sunda".

" Maneuh Disunda" yang memiliki makna bahwa pada hari rabu semua siswa wajib memiliki wawasan kesundaan dimulai dari wawasan budaya, adat kesundaan, sosial dan hal -- hal lain yang erat kaitanya dengan kesundaan.

SDN 1 Cianting dalam impelemntasi 7 Poe Atikan Dinas Pendidikan Purwakarta khsusnya pada hari rabu biasnya menghadirkan kebiasan -- kebiasan yang nyunda seperti : Belajar pupuh, belajar kasara sunda, belajar mendongeng, menghadirkan makanan khas sunda dan hal yang menarik adalah menghadirkan Kaulinan barudak sunda. 

Kenapa harus Permaianan atau Kaulinan barudak sunda  yang menjadi topik menarik ? 

Karena ditengah banyaknya arus deras tekhnologi  yang terus menerus masuk ke  Dunia anak- anak maka mengakibatkan dampak negatif yang cukup signifikan seperti kerusakan pada sel -- sel otak anak akibat adanya game yang berbau kekerasan, kursakan mata jika tersu menerus berjam -- jam anak didepan handphone, serta anak menjadi obesitas karena malas gerak. Maka  hal yang paling bisa meminimalisir dari adanya arus teknologi tersebut adalah mengangkat kembali permainan tradisional siswa atau Kaulinan Barudak Sunda. 

Dengan demikian, akan sedikit bisa mengalihkan perhatian mereka dari gadget atau game dan sejenisnya. Sehingga diharapkan dengan menghadirkan atau mengangkat kembali permainan tradisional sunda anak -- anak akan kembali aktif bermain dan bersosial dengan temanya dan menjadikan fisik mereka bergerak. Maka akan kembali melahirkan anak -- anak yang sehat jasmani dan Rorani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline