Lihat ke Halaman Asli

Iip Syarip Hidayat

Teacher, Blogger, Enterprenuer, Konten Kretor dan penulis

Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) Dipraktikan Langsung Oleh Bupati Purwakarta

Diperbarui: 19 September 2016   18:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada hakikatnya belajar mempunyai tujuan tertentu yaitu utuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep keterampilan dan pembentukan sikap. Maka ketika seseorang melakukan sebuah pembelajaran sesunguhnya ia ingin memperoleh tujuan tersebut. Sehingga pada akhirnya akan menjadi apa yang diharapkan.

Dalam sebuah pembelajaran, kita mengenal istilah  model pembelajran kontekstual  ( CTL ) yang merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari – hari ( konteks pribadi, sosial dan kultural )sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampialn yang secara fleksibel dapat diterapkan dari suatu permasalahan konteks ke permasalahan lainya.

Model pembelajaran ini sudah akrab dikalangan akademisi, baik guru, mahasiswa dan dosen. Dalam dunia akademik khususnya dunia pendidikan, model pembelajaran seperti ini tentunya sudah sering dibahas dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran ini sudah lama ditemukan oleh  para ahli pendidikan bahkan dalam pembelajaran,  seorang guru pun tanpa sadar sering melakukan pembelajaran di dalam kelasnya. Sesuatu hal yang sudah tak asing lagi memang ketika kita melihat siswa diajak keluar kelas untuk mengukur luas lapang volly, tenis meja dan lain sebagainya.

Namun ketika kita melihat seorang Bupati yang terjun langsung ke sekolah dan  melakukan pembelajaran kepada siswa dengan mengajak siswa keluar ruangan kemudian mengukur panjang, lebar dan ketebalan jalan yang baru dibangun, apakah sesuai dengan rencana anggaran atau tidak. Secara langsung siswa akan mengetahui apakah terjadi penyimpangan pengerjaan dalam pembuatan jalan tersebut. Pengalaman belajar seperti inilah yang akan langsung di rasakan dan diketahui oleh siswa yang berkaitan dalam kehidupan sehari hari. Menurutku ini sesuatu hal yang sangat luar biasa, karena seorang bupati saja yang notabene tidak  pernah belajar pedagogik , metode, model, pendekatan dan tekhnik mengajar bisa merancang model pembelajaran yang sangat bermakna dan mempunyai manfaat yang sangat besar.

Melalui contoh  pembelajaran yang diterapkan oleh bupati Purwakarta ( Dedi Mulaydi ) tadi, tentunya membuka mata kita semua khusunya para pendidik, bahwasnya kita seorang guru dituntut lebih  kreatif, inovatif dan sesuai dengan kebutuhan siswa di masa yanga kan datang. Tak hanya sekedar menjelaskan di dalam kelas, lalu memberikan latihan dan ulangan setelah selesai. Tidak mempunyai makna yang bisa dikaitkan dalam kehidpan sehari – hari. Karena itulah yang akan mempunyai manfaat yang sangat besar pada kehidupan yang akan datang.

 19 September 2016

Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline