Pernah nggak sih kalian merasa bersalah dan tertekan, karena sedang menunda pekerjaan?
Kalian tau kalo pekerjaan itu harus segera diselesaikan. Otak kalian sering mengirimkan sinyal, "ayo kerjakan, jangan males!". Tapi tubuh kita nggak mau bergerak. Konflik batin ini terus terjadi ketika kita sedang menunda pekerjaan. Hal ini pun membuat kita merasa nggak nyaman dalam menjalani rutinitas sehari-hari.
Nah, sedikit curcol sih. Aku sendiri juga termasuk tipe orang yang sering menunda, atau bahasa kerennya "prokastinasi". Kebiasaaan ini pun berdampak buruk ketika aku sedang mengerjakan skripsi.
Waktu itu, aku merasa males banget ngerjain skripsi. Aku jadi bingung dengan diriku sendiri. Aku selalu berkata pada diriku "ayo ngerjain skripsi", tapi tubuhku nggak mau bergerak, dan terus menunda.
Aku terus menunda mengerjakan skripsi, dengan melakukan kegiatan yang lain. Namun, aku tetap merasa nggak tenang, dan selalu kepikiran dengan skripsiku. Kondisi ini pun membuat hari-hariku terasa berat dan membuatku berada pada kondisi burnout.
Dalam kondisi ini, aku pun malas melakukan kegiatan apapun. Parahnya lagi, pada akhirnya aku benci dengan hal-hal yang dulunya aku sukai. Apakah kalian juga mengalami hal yang sama?
Aku menyadari bahwa kondisiku saat itu tidaklah baik. Skripsiku adalah tanggung jawabku. Dia tidak akan selesai jika aku terus menunda. Maka aku putuskan mencari solusi untuk menghilangkan kebiasaan tersebut, melalui berbagai media.
Awalnya aku banyak mencari solusi dengan melihat video motivasi di you tube, namun tak membuahkan hasil. Kemudian aku pun mencoba mencari solusi lain dengan membaca buku dan artikel. Hingga akhirnya aku menemukan buku yang sangat menarik dari app iPusnas, berjudul Never Say Later, karya Monica Ramirez Basco, Ph.D.
Penulis buku ini adalah seorang ahli dibidang terapi prilaku kognitif dan seorang psikologis klinis. Ia mengajar di fakultas psikologi, University of Texas at Alingaton. Buku Never Say Later ditulis untuk membantu pembaca menemukan penyebab dari prilaku menunda, dan bagaimana cara mengatasinya.
Buku ini ditunjukan bagi orang-orang yang tidak memahami penyebab mereka menunda. Serta, bagi mereka yang tidak tau cara merubah kebiasaan menunda, padahal sangat berharap ingin bebas dari rasa bersalah karena terus menunda. Maka dari itu, untuk kamu yang capek menunda terus, wajib baca buku Naver Say Later!.
Menurut Monica Ramirez kebiasaan menunda bukanlah sebuah karakter yang tidak dapat diperbaiki. Penunda itu tidak sepenuhnya pemalas. Monica mengkatagorikan seorang penunda dalam enam tipe. Setiap tipe memiliki karakteristik dan penyelesaian masalah yang berbeda-beda. Untuk mengetahui tipe penunda seseorang, kalian harus mengerjakan kuis dalam bab satu dengan sejujur-jujurnya. Ingat harus jujur! Jujur dengan diri sendiri merupakan kunci untuk mengatasi sikap menunda kamu.