Lihat ke Halaman Asli

Duka Para Pahlawan

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Iin Solihin

Bunga mawar itu akan tetap harum apapun namanya.

Kata Sastrawan Francis William Shakespeare

Manusia bertubuh baja itu bagai martir menerobos medan pertempuran

Cucuran air tubuh dan tetesan air mata darah bagai tsunami menerjang rintangan

Kepalan tangan bermodalkan bambu runcing jadi symbol keberanian dan keyakinan.

Kegelapan malam tidak menjadi halangan untuk menghanguskan semua khazaliman

Merekadengan rela melepaskan nikmatnya kehidupan menjadi para tumbal

Bau amis para mayat syuhada itu tidak sempat merasakan kenikmatan kemenangan dan kemerdekaan

Hanyajeritan parabayi yang mereka harapkan kelak untuk melanjutkan perjuangan setelah kemenangan melawan Belanda dalam kekejaman

Kebengisan dan kekejian si pendek Jepang bermata sipit itu melakukan pemerkosaan menambah penderitaan dan kesengsaraan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline