Lihat ke Halaman Asli

Iin Sholekhah

Mahasiswa

Hama Wereng Serang Padi Desa Sluke, Tim KKN-TI IPB Beri Solusi Pembuatan PGPR dan Cendawan Antagonis

Diperbarui: 24 Juli 2023   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi Hama Wereng/dokpri

Mayoritas masyarakat di Desa Sluke Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang memiliki lahan yang ditanami padi. Sayangnya beberapa musim tanam terakhir terjadi gangguan hama dan penyakit seperti wereng. Hampir semua padi milik petani Desa Sluke terkena serangan wereng. Hal tersebut berpotensi pada kegagalan panen jika tidak ditangani dengan benar.

Untuk itu, Mahasiswa KKN IPB tergerak untuk melakukan demonstrasi pembuatan PGPR dan Cendawan Antagonis sebagai salah satu solusi menangani serangan hama yang terjadi di Desa Sluke. Sosialisasi dan demonstrasi dilakukan sebanyak tiga kali kepada tiga kelompok tani yang ada di Desa Sluke pada 14, 16, dan 19 Juli 2023. Muhammad Daffa, mahasiswa IPB University, Departemen Proteksi Tanaman sebagai pemateri dan penanggungjawab program ini. 

Sebenarnya apa itu PGPR?

Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) merupakan bakteri yang kebanyakan hidup di akar tanaman salah satunya akar bambu muda yang masih segar. Fungsi PGPR itu sendiri sebagai perangsang pertumbuhan akar yang mampu mengurangi terserangnya hama dan penyakit pada tanaman. Pemberian PGPR dilakukan dengan cara mencampurkannya dengan air dengan ukuran 1:10 yang disemprotkan kebagian akar tanaman.

Lalu apa yang dimaksud dengan Cendawan Antagonis?

Cendawan antagonis merupakan cendawan yang mampu mengurangi berkembangnya patogen yang berpotensi menyebabkan penyakit. Lecanicillium merupakan salah satu jenis cendawan antagonis yang digunakan untuk demonstrasi. Media yang digunakan untuk perbanyakan Lecanicillium berupa beras yang sudah melalui tahap sterilisasi. Hasil biang cendawan dicampur dengan air dan siap disemprotkan untuk membasmi wereng yang ada pada tanaman padi. 

Demonstrasi PGPR dan Cendawan Antagonis/dokpri

Sosialisasi program ini mendapat respon yang baik dari anggota Kelompok Tani Desa Sluke. "Tanaman apa saja yang bisa disemprot dengan PGPR mas?" pertanyaan yang diajukan oleh Pak Waskun. "PGPR ini bisa digunakan untuk berbagai tanaman pak, seperti palawija, kacang panjang dan berbagai tanaman sayuran lainnya, jadi tidak hanya padi saja yang bisa disemprot dengan PGPR" ujar Muhammad Daffa. Pertanyaan lain juga dilontarkan oleh beberapa petani seperti terkait dengan efektifitas Lecanicillium, durasi ketahanan PGPR, dan maksimal penggunaannya. "Lecanicillium cukup efektif membasmi hama dan jamur yang ada pada tanaman kurang lebih tiga hari setelah penyemprotan" jawab Muhammad Daffa, lebih lanjut menjelaskan "PGPR dapat bertahan hingga 6 bulan sembari bakterinya diberi makan berupa gula pasir dan terasi".

PGPR dan Cendawan Antagonis yang dibuat langsung pada saat sosialisasi kemudian dibagikan kepada ketiga kelompok tani untuk disemprot pada tanaman mereka yang terserang wereng. Adanya sosialisasi dan demonstrasi PGPR dan Cendawan Antagonis diharapkan bisa menjadi solusi untuk membasmi wereng yang terjadi pada tanaman padi di Desa Sluke. Keberhasilan panen padi dapat mendorong peningkatan perekonomian Desa Sluke.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline