Lihat ke Halaman Asli

Bodohnya Aku

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Sejarah terulang seperti mata rantai yang saling mengait

Waktu dan musim terus berganti

Tapi aku hanyalah orang bodoh yang tak sanggup beranjak pergi

Disini,

Aku masih berdiam menjelajahi hari

Berkeras menempa hati

Terus berusaha mempercayai

Bahwa butiran debu akan kembali memiliki arti

***

Dan seringkali

Keterasingannyaris tak mampu membuatku berdiri lagi

Tapi

Meski harus selalu menelan sepi

Meski harus memijak kerontangnya mimpi

Kebodohanku tak pernah terhenti

***

Ada saatnya celoteh dan canda hanya menjadi penutup luka

Tapi ketika dunia tertawa karenaku

Satu-satunya yang aku tertawakan

Adalah kebodohan ini

***

Hei,

Begitu naifnya hatiku untuk memaknai

Tentang episode-episode hidup yang kulalui

***

Dan disaat perih begitu menyesakkan

Bahkan disaat airmataku benderang menangiskan hujan

Atau disaat dikesunyian aku berdiam merutuki malam

Dunia tak pernah kehilangan

***

Hanya kebodohan

yang membuatku masih berdiam di tempat yang sama

Tanpa mereka yang ku panggil teman

***


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline