Lihat ke Halaman Asli

iin nuraeni

seorang ibu yang menyukai anak-anak, suka menulis, dan ingin terus belajar.

Ilusi yang Tak Bertepi

Diperbarui: 9 Juli 2022   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

ILUSI YANG TAK BERTEPI

Rinduku ini bagaikan di ujung hati, cinta ini bagai ilusi yang tak bertepi, cinta, mengapa singgah di hatiku?, kau salah memilih tempat dan waktu,tak tahan aku menahan rasa cinta yang begitu menggelora dalam dada, aku tahu dia kekasih sahabatku.

Perjalanan kereta api Logawa jurusan Malang-Jogjakarta melaju dengan cepat, derit rel yang berkejaran menambah suasana syahdu, hujan gerimis yang membasahi jendela kaca menambah keelokan alam anugerah dari sang Pencipta, aku pandangi barcode tiket, di situ tertulis nomor sebelas D, aku memilih angka sebelas, karena kau masih mengingatmu, tanggal sebelas kenangan itu singgah di dalam perjalanan hidupku.

Aku selalu memilih kereta api, karena banyak kenangan indah bersamamu di sana, ah bayangmu menemani perjalananku kali ini, bayangmu yang selalu tersenyum di hamparan sawah, ah semua tentang kamu, aliran sungai yang membelah daratan, bukit-bukit yang berjejer di sepanjang jalan, hutan yang rimbun, perkebunan yang hijau terhampar luas, dan gunung yang berdiri kokoh dan kakinya yang tertancap ke dalam bumi, yang tak pernah lelah menjaga bumi, dan mentari pagi yang sinarnya menghangatkan jiwa, aku pandang mentari yang sepenggalan naik, menyinari bumi, dan tak peduli apakah makhluk yang ada di bumi memperhatikan bahkan mengucapkan terima kasih, perjalanan yang mengasikkan, sambil aku keluarkan laptop untuk berceritaa tentang kita, ya aku, kamu dan dia, waktu itu...

Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan, rasanya aku ingin pergi jauh, aku bingung,.

Damar, seorang laki-laki yang telah mengisi bilik-bilik hatiku, asmara yang singgah di hatiku tumbuh subur, bahkan mekar dan wangi semerbak, merubah sukma dan aku bahagia, asmara yang hadir dalam hatiku tumbuh dengan berjalannya waktu, ya Damar pacar dari sahabatku sendiri, Tania, seseorang yang begitu dekat dan kami selalu bersama dalam suka duka, teman sepermaian.

Damar, seorang lelaki-laki yang bertubuh tegap, kharismatik dan sangat menyayangi orang-orang di sekitarnya, Damar, seorang laki-laki yang terus menghantui alam pikiranku. Cinta, galau aku menimbang rasa aku atau sahabatku?, pantaskah kuabaikan hati yang menangis menginginkanmu? tak pernah lepas kau dalam ingatanku tak pernah bisa aku melupakanmu, kujatuh cinta pada orang yang salah, kau kekasih sahabatku.

Persahabatanku yang sudah terjalin sangat lama, bahkan keluarga sudah seperti saudara, Tania yang selalu membantuku atau sebaliknya, kami sangat dekat sekali, sampai kuliahpun kami selalu bersama, kesulitanku adalah kesulitan Tania.

Pertemuanku dengan Damar, ketika aku bermain ke rumah Tania, Damar, ya Damar.

Sore itu aku berkunjung ke rumah Tania, bunda membuatkan makanan kesukaan Tania dan keluarga, setelah aku mengucapkan salam, aku langsung masuk ke rumah Tania, dan...

Aku melihat seorang pria, yang sedang asik mengobrol dengan Tania, aku anggukkan kepala sebagai bukti aku menyapanya, dan dia pun tersenyum sambil menganggukkan kepala.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline