Sepotong Episode
Hadirnya cinta dalam kehidupan dapat membuat hati berbunga-bunga. Dan Aku menjatuhkan hati kepadanya namun cinta itu membuat hatiku sakit dan menyesal telah mengenalnya.
Aku telusuri trotoar yang sepi, waktu menunjukkan pukul sepuluh malam, dinginnya malam sudah mulai menyerang tulang belulangku, aah masih belum juga kutemukan rumah Kak Risma, ya Kak Risma, dia kakakku yang tinggal di kota lain, sejak Ibu meninggal menyusul ayah yang sudah sepuluh tahun meninggalkan kami, Aku sendirian, dan kini Aku coba menemui Kak Risma untuk mencoba mengadu nasib dengan berbekal ijazah sarjanaku, dan tidak berapa lama kulihat rumah cat hijau terlihat di depan mata, alhamdulillah sampai juga.
"Assalamulaykum" sambil ku ketuk daun pintu dengan perlahan.
"waalaykumsalam" kudengar suara yang gak asing di telingaku.
"Kak, ini Nadia" teriakku sambil mendorong pintu.
Tak lama kamipun berpelukan melepas rindu, yang sekian lama tak bersua, sambil bertanya kabar, dan bercerita perjalanan hidup selama kita berpisah, sampai akhirnya kamipun menuju kamar masing-masing.
***
Suara azan subuh dari musola dekat rumah Kak Risma membangunkanku, Aku turun untuk mengambil air wudu, lanjut salat berjamaah di musala, ku pandang mentari yang bersinar dengan lembut menyapaku, warnanya yang jingga memancarkan kehangatan untuk menyambut hari dengan ceria, Aku tak tahu apakah Aku bahagia dengan semua ini, yang Aku tahu mungkin ini jalan terbaik yang Allah berikan kepadaku.
Dengan bantuan kak Risma, akhirnya Aku bekerja di sebuah bank swasta, Aku bersyukur dengan karunia ini, bagaimana tidak, zaman sekarang mencari pekerjaan sangatlah sulit, begitu banyak pelamar yang berakhir hampa, jadi aku harus bekerja dengan sungguh-sungguh demi masa depanku.
Perjalanan karirku pun di mulai, dengan berbekal ilmu yang Aku dapat di bangku kuliah, Aku bisa mengerjakan tugas sesuai dengan bakat dan minatku, yaitu akutansi perbankan, dan perjalanan percintaankupun diawali disini.