Lihat ke Halaman Asli

iin nuraeni

seorang ibu yang menyukai anak-anak, suka menulis, dan ingin terus belajar.

Jangan Biarkan Anakmu Menjadi Generasi Home Service

Diperbarui: 28 Januari 2022   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

JANGAN BIARKAN ANAKMU MENJADI HOME SERVICE

Apa itu  generasi home service?

Generasi home service adalah generasi dimana apa-apa minta di layani.

Ayah dan bunda, keluarga merupakan lingkungan pertama yang menentukan tumbuh kembang anak, dalam hal ini orang tua memegang peranan penting sehingga kewajiban orang tua terhadap anak adalah berbagai hal yang harus dilakukan orang tua untuk menjamin pemenuhan hak anak di berbagai bidang, dan orang tua harus memastikan kehidupan anak tercukupi sampai anak tersebut mampu menghidupi dirinya sendiri.

Di Indonesia, kewajiban orang tua terhadap anak diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014. Undang-Undang tersebut merupakan perubahan atas Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.

Pasal 26 Undang-Undang tersebut mengatakan bahwa kewajiban orang tua terhadap anak mencakup 4 hal, yaitu :

  • Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak.
  • Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan , bakat, dan minat.
  • Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak
  • Memberikan pendidikan dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak.

Kita kembali ke awal cerita, Home service seringkali dilakukan oleh kita orang tua sadar ataupun tidak, misalnya, ketika anak ingin membuka permen atau kue, karena anak tidak dibiasakan untuk mrmbuka permen atau kue sendiri, maka anak akan mempunyai pemikiran "kalau mau permen atau kue harus minta dibukain". Hal ini disebabkan oleh orang tua sendiri yang apabila si anak menginginkan permen atau kue orang tua akan mengatakan "sini ayah atau bunda bukain", hal ini tidak salah, tetapi ada masanya untuk mandiri.

Sebaiknya, "Sini coba Ayah/Bunda ajarkan cara membuka permennya".

Perkataan dan sikap Ayah/Bunda akan membuat anak mencari cara untuk bisa membuka permen.

Sama halnya dengan pekerjaan yang lain, misalnya memakai baju, makan, minum, atau pekerjaan yang lebih mudah.

Pembelajaran tidak akan berhasil instan, akan tetapi perlahan dan konsisten jangan sampai belum berhasil kita sudah mengeluh dulu, misalkan "kalau anakku makan sendiri, makanan akan tumpah dan berserakan kemana-mana ini kan mubadzir dan makan menjadi lama".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline