Lihat ke Halaman Asli

iin nuraeni

seorang ibu yang menyukai anak-anak, suka menulis, dan ingin terus belajar.

Cintamu Tak Pernah Setengah Hati

Diperbarui: 31 Desember 2021   05:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CINTAMU TAK PERNAH SETENGAH HATI

Aku seorang gadis remaja, sejak kecil tumbuh dan hidup tanpa seorang ibu, karena ibu sudah kembali ke pangkuan Sang Maha Pemilik. Aku menyadari bahwa apapun ini yang terbaik, Tuhan mengambil dia lebih cepat agar aku menjadi seorang wanita yang kuat, dan tegar yang bisa menjalani berbagai penomena dan problematika hidup.

Di setiap sore, aku biasa gobrol sama Bapak di teras rumah. Bapak bertanya dengan suara yang penuh pengharapan.

"Teh, teteh (panggilan mbak atau kakak perempuan dalam bahasa Sunda) kan sudah besar dan sudah mulai dewasa, bolehkah Bapak bertanya?".(dengan suara yang perlahan tapi pasti).

"Boleh Pak!". sahutku agak penasaran (sambil duduk merapat ke samping Bapak).

"Teh, bolehkah bapak menikah lagi?"

Terhenyak aku dalam diamku, aku menghela nafas, dan aku hanya bisa bilang,

"Nanti teteh pikirkan dulu" sahutku datar dan bingung.

"Ya teh, tolong dipikirkan lagi ya teh", sahut bapak perlahan dengan penuh harapan.

Sejak obrolan sore tadi, masih terdengar jelas harapan Bapak. Ini memang sulit, ketika aku harus berbagi kasih sayang Bapak dengan wanita lain, dan menggantikan posisi mamaku dengan dia. Satu sisi aku juga berpikir, kasihan Bapak yang sudah menemani hari-hariku sampai melupakan kalau Bapak membutuhkan seseorang untuk menjalani hari-hari tuanya, apalagi sebentar lagi akan pensiun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline