Lihat ke Halaman Asli

Indri Permatasari

TERVERIFIKASI

Landak yang hobi ngglundhung

Captain America: Civil War, Paket Komplit Superhero Marvel

Diperbarui: 28 April 2016   12:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

perkenalken timnya oom tony :p

Saya itu selalu mengikhlaskan nalar saya direndahkan oleh film superhero. Apalagi kalau superhero itu punyanya Marvel. Seperti hari kemarin, saat hari pertama penayangan film Captain America: Civil War, saya layaknya warga yang ingin tampil sok kekinian pun ikut larut dalam perburuan tiket nonton. Bermodalkan nekat, saya ngglundhung ke layar tancap terdekat. Ndak pakai booking-bookingan lah, bodo amat kalo nanti akibatnya saya ndak dapat tempat duduk, siapa tahu ada tiket khusus kruntelan satu kursi sama Tony Stark.

Sesampainya di gedung bioskop, antrian mengular layaknya pembagian jatah kompor gas gratisan. Mbak Mas, Mamah Papah sampai Adik Adik tumplek bleg meruah di sepanjang lobby. Dalam hati agak sedikit ciut, ini mesti bakal ndak dapat tiket di jam yang saya inginkan. Tapi mungkin karena amal saya sudah mbleber, maka kersaning Gusti, dapat juga saya tiket di jam yang saya mau meski bukan kursi favorit.

***

Adegan dibuka dengan pertempuran antara Captain America (Chris evans) dan bolo-bolonya di suatu tempat di Lagos Nigeria. Akhir babak itu tentu saja berhasil dimenangkan oleh Steve Rogers cs namun dengan akibat yang lumayan buruk. Banyak warga sipil tak berdosa yang menjadi korban dalam pertempuran itu.

Konsekuensi yang ditimbulkan adalah pihak PBB meminta The Avengers tidak lagi menjadi rombongan pembasmi penjahat partikelir, namun diawasi oleh pemerintah, agar ke depannya nanti tidak lagi memakan korban masyarakat. The Avengers pun diminta untuk flash back terhadap imbas gelut mereka terdahulu di New York, Washington ataupun Sokovia.

Sebagai manusia biasa yang ndak biasa, tentunya kegalauan adalah hak bagi mereka. Beberapa anggota team mulai gamang, apakah yang mereka perbuat selama ini adalah benar ataukah mereka sejatinya sama saja dengan penjahat dan pembunuh namun berkostum ksatria.

Adalah Tony Stark alias Iron Man (Robert Downey Jr) yang berinisiatif untuk menandatangani pakta bersama yang kira-kira isinya setuju bahwa gerakan para superhero ini dibatasi agar tidak melebihi porsinya layaknya gerakan ormas yang kerapkali ndak terkendali. Tentu saja untuk menggolkan MoU itu, Tony butuh dukungan kanca-kanca lainnya.

Maka bergabunglah Natasha a.k.a Black Widow (Scarlett  Johansson),  James Rhodes atawa War Machine (Don Cheadle) dan Vision  (Paul Betany). Baru saja mau tanda tangan, mereka kembali dikejutkan dengan serangan yang kembali menewaskan banyak orang di pertemuan tinggi negara-negara termasuk Raja Nigeria di dalamnya.

Di lain pihak, kebaikan yang dipikirkan Team Iron Man tak sejalan dengan Captain America. Sebagai pribadi yang sudah nglakoni pahitnya hidup ratusan tahun lamanya, sudah banyak makan asam garam, Mas Steve yang selalu waskita dan kadang weruh sakdurunge winarah ini merasa ada sesuatu yang tak beres dibalik semua kekacauan yang terjadi, apalagi ketika semua hal mengerucut kepada sahabatnya Bucky a.k.a Winter Soldier (Sebastian Stan) sebagai biang kerok yang mesti bertanggung jawab terhadap semua tindakan tak berperikemanusaiaan itu. Steve yakin sahabatnya tak bersalah, meski semua teman-temannya tak setuju.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline