[caption caption="Sumber: Moviepilot"][/caption]Niat hati ingin melihat Kungfu Panda 3 yang sudah sekian lama nangkring di layar tancap, tapi apa daya ternyata hati berpaling ke film superhero. Ya mungkin saya hanya mengikuti mata yang secara kurang ajar pingin mengganti pemandangan perut bulat Po dengan perut kotak-kotak milik Mas Ben dan Henry.
Meski bukan fans Batman atau Superman, tapi sebagai penikmat film superhero tentu saja saya langsung antusias untuk melihatnya di layar lebar karena sensasinya akan lebih luar biasa disbanding jika nonton di layar kaca. Tapi jujur saja, saya tidak mengintip trailer ataupun review film ini sebelumnya biar pikiran saya bebas dari spoiler apapun.
Menyandang judul resmi yang cukup panjang Batman v Superman: Dawn of Justice. Film berbudget sekitar seperempat juta US dolar ini dipercayakan ke tangan Zack Snyder, yang juga menukangi film Superman sebelumnya, Man of Steel ,3 tahun lalu.
Tiket sudah didapat, makanan dan minuman sudah dalam genggaman. Saatnya kaki melangkah masuk ke dalam sinema. Studio lumayan penuh untuk pemutaran sore dan kemungkinan akan semakin berjubel di malam hari. Logistic dan kuras vesica urinaria sangat saya anjurkan karena durasi film yang lamanya 153 menit.
[caption caption="Mbak, gegermu koq bolong? (www.imdb.com)"]
[/caption]Sebelum meneruskan membaca, saya mohon maaf kalau nantinya tulisan nggambleh ini mengandung kontaminasi spoiler dimana-mana. Tulisan ini juga murni opini saya pribadi yang sifatnya sangat subyektif. Jadi kalau njenengan mau tetap bertahan membaca saya harap kadar sensi nya diturunkan dulu sampai level ndlosor biar ndak panas hati.
Cerita dimulai dengan sedikit flashback. Ada Bruce Wayne yang (semua fans pasti sudah tahu) telah jadi yatim piatu sejak kecil karena kedua orangtuanya dibunuh. Kemudian diperlihatkan pula superman yang berantem dengan musuhnya yang mengakibatkan banyak penduduk tidak bersalah menjadi korban dalam imbas pertarungan itu.
[caption caption="Tanda tangan nanti, saya mau pose dulu (www.imdb.com)"]
[/caption]Dari sini kisah pun bergulir. Keberadaan Superman yang memang manusia super karena bukan manusia itu mendapat reaksi pro dan kontra di tengah masyarakat. Yang mendukung berpendapat bahwa Superman adalah penyelamat, sedangkan yang kontra berasumsi Superman bertindak berdasar kemauan sendiri tanpa legitimasi dan juga egois karena tidak berpikir tentang dampak buruk yang menjadi imbas.
Superman alias Clark Kent (Henry Cavill) pun akhirnya bimbang meski tak jatuh menjadi galau. Ia merasa apa yang sudah dia kerjakan selama ini adalah demi melindungi masyarakat kota metropolis, terlepas mereka suka atau tidak. Sementara itu di kota Gotham, Batman a.k.a Bruce wayne (Ben Affleck) masih getol berjibaku menumpas penjahat.
Hingga satu saat, ketidaksukaanya kepada Superman mencapai level maksimal sampai ia bersumpah akan membunuh Superman karena dipandang sudah mengancam kemaslahatan umat.
Oke, bagaimana? Saya yang kurang faham letak geografis antara kota Metropolis dan Gotham sebelumnya akhirnya tercerahkan setelah nonton film ini. Ternyata Superman dan Batman ini hidup bertetangga, hampir seperti The Arrow dan The Flash yang tinggal di Starling dan Central City.
Oh ya hampir lupa, gak mungkin kan film superhero tanpa tokoh antagonis. Dan di film ini yang didapuk jadi penjahat adalah Lex Luthor (Jesse Eisenberg). singkatnya sih, Lex ingin melenyapkan Superman dari muka bumi. Ia bahkan memiliki batu Kripton yang jadi kelemahan si manusia super, meski batu itu akhirnya jatuh ke tangan batman yang mencurinya.