[caption caption="tingkahnya mirip bocah, tapi bukan film bocah"]Kebodohan menyenangkan bagi saya adalah nonton film superhero. Iya, saya bilang ini adalah kebodohan, karena semua orang juga tahu kalau manusia berkekuatan super itu adalah apus-apus belaka. Tapi lha gimana, wong namanya juga orang cinta, kan ndak usah harus pkae alasan yang logis to, bukan begitu? awas kalo njawab buka, tak doakan tambah gendut.
Nah, balik lagi ke soal superhero. Kemarin saya menyempatkan diri untuk ngglundhung ke layar tancap demi menonton DEADPOOL. Film besutan sutradara Tim Miller yang berdurasi 108 menit ini dibintangi oleh Ryan Reynolds (Wade Wilson) alias Deadpool. Terus terang saja, saya tertarik nonton karena konon film ini adalah film superhero Marvel pertama yang mendapat ganjaran R Rated alias rating dewasa.
Menilik thriller yang saya lihat sebelumnya, Deadpool ini memang keluar pakem dari sosok superhero yang selama ini dipegang oleh Hollywood. Bahkan bisa dikatakan sosok berkostum ketat merah kombinasi hitam dengan dua pedang di belakang dan kadang nyangklong tas ransel imut berlogo hello kitty ini adalah anti hero. Bisa dikatakan Deadpool bukanlah alter ego tokoh baik-baik seperti Peter Parker dengan Spidermannya atau jagoan Avenger lainnya. Deadpool bahkan tidak mengemban misi menyeamatkan umat manusia dari kehancuran. Ia hanya balas dendam, demi cinta dan demi muka.
***
Plotnya sederhana saja, dikisahkan Wade Wilson adalah seorang mercenary yang rela berbuat apa saja asal bayarannya sesuai. Tapi Wade bukan jenis prajurit sewaan yang cool dan keren seperti digambarkan di banyak film-film Hollywood lainnya. Wade adalah jenis manusia urakan yang sungguh menjengkelkan, selalu membuat keributan dimanapun dia berada. Kalau yang suka baca komik, pasti ngerti kalau nama Wade Wilson adalah parodi dari Slade Wilson alias Deathstroke , tokoh penjahat di DC komik. Dari sini saja sudah sangat menjengkelkan bukan.
Suatu hari, Wade akhirnya bertemu dengan Morena Baccari (Vanessa ),merekapun jatuh cinta dan menikmati kebahagiaan bersama. Hingga tiba-tiba Wade divonis kanker dan tidak bisa bertahan hidup lebih lama lagi. Wade yang putus asa pun mengiyakan saja ketika ditawari kesembuhan oleh ilmuwan Inggris yang psiko Ed Skrein (Ajax ak.a Francis).Memang Wade sembuh dari kankernya bahkan dia pun kebal terhadap senjata apapun, tapi konsekuensinya wajah tampan dan tubuh kebanggaannya berubah menjadi buruk rupa.
Tak terima dengan kondisi yang menyedihkan, Wade pun bertekad balas dendam kepada Ajax. Apalagi setelah Ajax nekad menculik Vanessa. Dan pertumpahan darah segar pun terjadi dimana-mana. Yach..darah, potongan tubuh, darah dan darah.
***
[caption caption="Colossus, Negasonix dan..Deadpool tentunya..tsaaahh"]
Okay Skip. Saya koq seperti pita kaset yang rusak dengan mengulang kata darah haha, eh tapi memang benar koq. Selama lebih dari 1,5 jam durasi, genangan darah tidak dapat dilepaskan dari alur cerita. Dalam berbagai promo filmnya dan juga review dari sumber terpercaya, Deadpool memang dibuat untuk konsumsi dewasa. Walaupun film ini mengambil superhero sebagai tokoh utamanya, namun tidak serta merta film ini bisa dilihat oleh remaja apalagi anak-anak usia sekolah dasar.
Selain genangan darah akibat pertempuran yang nggegirisi, rentetan pisuhan juga menghiasai di sepanjang film. Walaupun sebagai bangsa yang menjunjung budi pekerti luhur dan sopan santun, nudity dan scene yang uhuk ehem sudah habis dibabat gunting LSF.
Menurut saya sih, Deadpool ini keren. Ceritanya fresh, antimainstream dan dialognya yang penuh sindiran terasa cerdas. Ryan Reynolds sangat mulus dalam memerankan Wade /Deadpool. Hal ini juga seolah menjadi bukti keberhasilan kualitas aktingnya, setelah penampilannya yang kurang sip di Green Lantern maupun R.I.P.D.