Jadi ceritanya hari ini saya login ke Kompasiana, dan pas lihat halaman profil ternyata mak bedundug tanggal 7 April itu hari pertama kali saya ndaftar di rumah sehat bertagline sharing and connecting ini. Eh ngomong-ngomong apa tagline itu masih berlaku atau malah jangan-jangan sudah berubah jadi garing dan semriwing yak ahahaha #dikepruk oom admin
Seperti ritual yang sudah-sudah setiap peringatan hari jadian saya dengan kompasiana pasti saya peringati dengan posting tulisan nggambleh, sekadar sebagai penanda sebuah nostalgia romantisme hubungan saya dengan blog keroyokan kebanggaan masyarakat Indonesia #uhuk
Setelah dihitung-hitung dengan menggunakan primbon betaljemur adammakna seri terbaru, maka didapatkan hasil angka lima. Konon maksudnya adalah sudah lima tahun saya bercokol sebagai penduduk negeri gratisan ini. Di usia yang secara hitungan ilmiah sudah lumayan lama itu seharusnya saya sudah bisa menjadi penulils yang lumayan bener dan pener, syukur-syukur bisa menerbitkan buku atau novel , antologi cerpen, puisi atau apalah itu, karena kalau menerbitkan matahari hanya Tuhan YME Sang penguasa semesta yang punya kuasa #okesip
Balik lagi ke soal terbit menerbit, boro-boro banget ya, lha wong menjaga konsistensi dalam menulis komen saja saya tidak mampu lho, apalagi didukung dengan akses kompasiana yang makin wus wus wus kencengnya, duh sebulan target satu komentar saja sering tak bisa dilampaui lho. Gitu koq mau nggaya ngimpi punya buku sendiri yang dipajang di rak toko buka terkemuka #lap iler dulu
Makanya itu saya suka kagum sama teman-teman yang bisa dengan konsisten menulis disini, ndak usah saya sebutin satu-satu lah pasti yang suka nongkrong disini tahu kompasianer-kompasianer yang selalu rajin berbagi informasi dari tips ringan nan bermanfaat, reportase aktual, kisah-kisah inspiratif hingga cerita yang menarik #ciyee
Tapi terus terang sebenarnya niat saya dulu mendaftar disini itu bukannya mau menulis, tapi sekedar mau berkomen. Lha gimana lagi syarat bisa komen disini lak harus mendaftar, ya sudah dengan gapteknya saya mendaftar, terus bisa nulis komen di salah satu penulis kompasiana terkemuka dimasa itu senengnya minta ampun, tapi kalo gitu berarti sekarang sudah gak terkemuka donk #ups
Romantisme tak lantas berakhir setelah saya berhasil komen, dengan bermodal hape djadul mulailah saya menulis. Tulisan pertama, kedua, kesepuluh. Ya ampun horror banget kalau dibaca sekarang, acakadut nggak ada menariknya sama sekali, tapi herannya yang komentar baik-baik semua deh #uhuy
Ngga tau sih ya, gimana rasanya jadi kompasianer newbie dimasa kini tapi yang pasti jadi newbie dimasa lalu itu enak banget, sudah kompasianer seniornya baik-baik, yang komen asyik-asyik terus lebih mewahnya lagi karena bisa nulis plus komen sambil ngglundhungan di kasur pake hape djadoel kualitas rendahan #penak jamanku to
Tapi yang namanya kompasiana dari dulu ya sarat pro kontra, sudah biasa itu kalau banyak pikiran digabung dalam satu wadah kalau nggak cocok ya jadi mbledhos. Apalagi dulu ada kolom khusus agama, jadi kalau mau uji nyali masuk aja ke situ dan ikut debat komen, kalau anda punya riwayat penyakit panu turunan saya jamin gatalnya bakal seumur hidup deh. Tapi kalau memang bermental baja, disini bagaikan kawah candradimuka yang bisa membuat badan panas dingin tapi kecanduan, apalagi kalau dek anu atau kak itu ikut komen, wuihhh dashboard anda dijamin akan tetap membara sampai satu minggu lamanya. Ah tapi apa sekarang masih ada yang begini, hmm bukannya sudah tidak ada hasrat untuk ribut, tapi bagaimana mungkin bisa perang komen kalau login saja selalu ditolak #perih kan
Wah sepertinya koq tulisan ini belum ada intinya ya, gimana kalau saya sambung lagi kapan-kapan siapa tahu ada yang mau nunggu sambungannya #ngok
Akhir kata saya maau menyelamati diri sendiri, ingat in sudah lima tahun dan kamu tidak ada pencapaian yang berarti di bidang ketk mengetik , mendadak ada suara tak berwujud dari samping saya.
Ahh gak papa, gak bisa buat buku ora patheken, yang penting saya bisa punya banyak teman dan saudara dari kompasiana. jadi nikmat mana lagi yang mau saya dustakan #ihir
Terimakasih kompasiana dan punggawa-punggawanya, terimakasih teman-teman semua, bagaimanapun adanya engkau sepertinya saya tak mampu berpaling darimu #nyanyi fals
Sebagai bonus, hari ini landaknya ngglundhung bentar digantikan pemain cadangan yang pingin ikut moncer, tapi besok landak janji bakal tampil lagi disini #huweee
......................... mungkin bersambung di lain waktu ehehehehehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H