Lihat ke Halaman Asli

Indri Permatasari

TERVERIFIKASI

Landak yang hobi ngglundhung

[Gran Torino] Cinta,Kasih Sayang dan Rela Berkorban Tak Berbatas SARA

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1349617340879395077

[caption id="attachment_202994" align="aligncenter" width="300" caption="imdb.com"][/caption]

Walaupun bukan kali pertama saya menonton film yang juga disutradarai sendiri oleh pemain kawakan Clint eastwood., namun film produksi tahun 2008 ini masih mampu memukau perhatian saya sekaligus membuktikan kualitas akting Eastwood yang mumpuni selain andal juga sebagai sutradara yang ciamik di film-film nya terdahulu seperti Mystic river, Million Dollar baby maupun Letters from Iwo Jima.

Gran Torino bercerita tentang Walt Kowalski (Clint Eastwood) seorang veteran perang korea yang hidup sendiri karena istrinya telah meninggal. Walt memang seorang kakek yang berkepribadian keras kepala dan bukan orang yang “menyenangkan” bagi orang lain,bahkan hubungannya dengan putranya yang sudah berkeluarga pun bisa dibilang sangat renggang dan tidak akrab. Sebelum meninggal, Istrinya yang paham benar akan karakter sang suami menitipkan pesan kepada seorang pastur muda, janovich (Christoper Carley).

Walt tinggal di sebuah komplek perumahan yang dihuni juga oleh komunitas Hmong dan kebetulan tetangga sebelah Walt juga adalah keluarga dari etnis Hmong. Walt yang tinggal sendirian dan hanya ditemani anjing kesayangannya daisy sebisa mungkin menjaga jarak dengan siapa saja, tak terkecuali dengan tetangga sebelah rumahnya, hingga suaru hari dia memergoki seorang remaja laki-laki yang hendak mencuri mobil Gran Torino kesayangnnya, dan pemuda apes itu tak lain adalah Thao (Bee Vang). Ternyata aksi pencurian Thao yang berhasil digagalkan ini akibat dari intimidasi sepupunya yang anggota geng.

Suatu hari terjadi keributan antara keluarga Thao dan gang sepupunya hingga sampai ke halaman rumah Walt, dan akhirnya Walt pun turun tangan mengusir angggota geng tersebut. Niat Walt untuk mengusir anak-anak berandalan itu tak lain karena melanggar wilayah teritorialnya, namun Walt sudah dianggap sebagai Pahlawan bagi keluarga Thao, bahkan Walt selalu berusaha untuk menolak pemberian apapun dari tetangganya itu. Namun kakak Thao, Sue (Ahney Her) tak kurang akal, dia berusaha membujuk Walt agar mau menerima Thao untuk bekerja dengannya sebagai bentuk balas jasa sekaligus hukkuman karena pernah hendak mencuri GT miliknya.

Awalnya Walt enggan dan selalu menolak karena ia yakin bisa hidup sendiri dan tidak membutuhkan siapapun untuk membantunya walaupun dia sudah tua, namun waktu demi waktu berlalu dan hubunngan Walt dengan Sue dan Thao pun semakin mencair dan akrab, layaknya keluarga sendiri. Thao yang tidak memiliki tujuan hidup yang pasti perlahan lahan digembleng bagaimana seharusnya seorang pria bersikap dan bahkan dikenalkan dengan relasinya di sebuah peruusahaan konstruksi dan Thao pun bisa bekerja disana. Namun, ternyata sepupu Thao yang juga seorang gangster masih saja menaruh dendam pada Thao dan keluarganya.

***

Bagi sebagian orang, mungkin saja cerita di film Gran Torino mengalir dengan lambat, tapi bagi saya film ini sungguh apik dan tidak membosankan, adegan demi adegan betul-betul natural, seperti perubahan karakter kakek Walt yang keras kepala dan dingin bak balok es lambat laun menjadi pribadi yang lebih hangat dan bisa tertawa ketika mengenal lebih dekat tetangganya (yang notabene beda suku, ras dan etnis), bahkan Walt serasa menjadi seorang ayah bagi Sue dan Thao, satu hal yang tidak pernah ia rasakan benar kepada kedua putranya sendiri.

Apa yang akan terjadi selanjutnya pada kehidupan Walt selanjutnya?bagaimana nasib Gran Torino kesayangannya? Ahh yang pasti walaupun film ini sudah jadul, namun saya tetap tidak akan menjadi spoiler, yach siapa tahu ada diantara kawan-kawan yang belum pernah menonton dan berniat untuk menontonnya.

Banyak pesan moral yang saya dapatkan dalam film yang mengambil kisah dari kehhidupan sehari-hari, namun yang jelas film ini menawarkan satu inspirasi kepada semua orang agar jangan pernah menyia-nyiakan hidup dengan menjadi orang yang berarti bagi kehidupan orang lain. Film ini mampu membuat saya menangis dan tersenyum dalam waktu yang hampir bersamaan….walaupun sederhana, namun tidak akan rugi untuk menontonnya kembali, saya jadi ingat akan banyaknya "pertempuran" di negeri ini, dari anak sekolah, tawuran antar kampung dan perselisihan lain karena adanya "perbedaan", dan di filmnya mbah Eastwood ini, kita bisa melihat bahwa cinta, kasih sayang dan juga sikap rela berkorban tidak hanya dibatasi oleh kesamaan SARA semata.

_________________________________________________

*selamat malam semua, tetap semangat untuk menyambut senin ya…yang mau begadang nonton sepakbola jangan lupa tetap jaga kesehatan ya…salam ;)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline