Lihat ke Halaman Asli

Indri Permatasari

TERVERIFIKASI

Landak yang hobi ngglundhung

Cerita Anjing

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13358828131810131723

Ini semua cerita tentang mereka, tentang anjing yang menjadi peliharaan manusia, tentang kasih sayang yang tercurah diantaranya, tentang perjuangan untuk bertahan, tentang kebahagiaan yang pernah dilewati bersama dan tentang mengikhlaskan kepergian untuk keadaan yang lebih baik.

***

Namanya PUTRI, seekor anjing kampung betina. Kebetulan dia adalah pasien yang telah lama menghuni klinik ini. Dahulu Putri adalah anjing yang cantik meski hanya dari ras lokal saja. Sampai suatu ketika sang pemilik harus meninggalkannya karena menetap di Negara kincir angin. Niat untuk membawa putri ikut ke negerinya para meneer akhirnya harus pupus karena ibu sang pemiliktidak merestui. Ia ingin putri tetap di Indonesia agar dapat menjadi teman di usia senjanya.

Namun seiring bertambahnya usia, kesehatan sang nenek pun semakin menurun dari hari kehari, sehingga membuat pengasuh dan asisten rumah tangga lebih berkonsentrasi menjaga kesehatang sang nenek hingga mereka lalai pada kesehatanputri.

Setahun lebiih berselang, sang anak kembali untuk menengok sang ibunda dan peliharaan tercinta, namun yang didapatinya putri dalam kondisi merana. Demodecosis kronis yang sangat parah telah membuat tubuhnya bahkan tak layak disebut anjing kelas kampung sekalipun.

Dengan perasaan tak karuan putrid pun dibawa ke rumah sakit hewan untuk mendapat pengobatan, namun karena kondisi yang sangat memprihatinkan (pertama kali saya melihat putri tanpa sehelai rambut pun yang menempel di tubuhnya) dan sungguh miris sehingga tak heran jika pengobatan berjalan sangat lama.

Selama dirawat, sang pemilik selalu menunjukkan perhatian yang luar biasa, dog food kelas premium yang harganya lebih mahal daripada ice cream kelas menengah atas selalu menjadi buah tangan ketika menengok sang peliharaan, dan tentu saja setelah ditinggal pulang pemilik ke rumah putrid akan menjadi manja luar biasa. Ia akan menangis (baca mengeluarkan air mata secara terus menerus) dan terus merengek sambil menggedor gedor kandang dan hanya bisa dihentikan jika ditemani mengobrol di dalam kandang (ya..ini benar adanya, karena sang pemilik memang memperlakukan putri lebih dari seekor anjing sehingga putri pun terbiasa)..dan sialnya si putrid hanya merespon jika dan hanya jika diajak ngobrol dalam bahasa inggris atau belanda (lha…mana saya bisa putttttttttt…ckckck)

Yach meskipun akhirnya tidak bisa sembuh secara total, namun berkat pengobatan yang kontinyu akhirnya putrid pun bisa kembali ke rumahnya kembali, setidaknya dia menemukan kebanggaannya kembali sebagai seekor anjing karena rambut-rambut halus telah mulai tumbuh di beberapa anggota tubuhnya walaupun tak sesempurna dahulu. Jangan manja lagi ya PUTRI

***

SONYA….nama yang sangat cantik bukan, ya dia memang cantik, rambut panjang kuning keemasan yang berkilau menghiasi seluruh tubuhnya, matanya yang bening dan sikapnya yang bersahabat kepada semua orang membuat banyak orang jatuh cinta kepada golden retriever betina ini, sayang sekali Sonya harus mengubur mimpinya untukdapat kembali sekadar berjalan pagi bersama sang pemilik apalagi bermain Frisbee.

Sonya masih tergolong muda usia, tentunya saat itu adalah yang sangat menyenangkan baginya untuk bisa bermain sepuasnya apalagi bagi golden retriever sepertinya yang memang tipikal anjing aktif, super ceria dan gemar sekali bermain bersama keluarganya. Namun siapa yang mengira ketika vonis hip dysplasia telah membuat kaki belakangnya lumpuh dan sonya hanya bisa sedih ketika mmelihat kawan-kawannya yang lain berlarian mengejar bola.

Semua kasih sayang dari sang pemilik telah diberikan secara berlimpah kepada sonya, namun penyakit ini adalah penyakit yang diturunkan, tak ada yang kuasa menolak gen yang memang sudah ada dalam tubuh sejak lahir bukan, selain itu ternyata kasih sayang berlebih dari sang pemilik justru malah memperparah keadaan. Sonya hanya diberikan roti, susu, keju dan makanan bertekstur lembut lainnya hingga pertambahan berat badan terlampau cepat dan kekurangan exercise menjadikan penyakitnya semakin gawat hingga akhirnya kaki belakangnya benar-benar kaku, sulit digerakkan dan akhirnya lumpuh.

Tak ubahnya manusia, sonya pun punya harga diri. Pantang bagi dia untuk BAK dan BAB di kamar..eh kandangnya. Ia selalu mengeluarkan gonggongan yang khas ketika hasrat membuang nya tak tertahankan sehingga sonya bisa keluar terlebih dahulu dari kandangnya. Sonyasuka mandi, setiap kali air disemprotkan ke badannya dia akan menggonggong kegirangan dan kadang lupa akan kondisinya, ia sekan ingin meloncat berlari menari bersama air yang segar, dan seperti kembali sadar dengan keadaannya raut wajahnya pun berubah murungdan sedih…..hiks.

Sonya … dia tetap saja gembira dan membawa kegembiraan walau kondisinya telah berubah, dia selalu heboh bercerita (baca menggonggong dengan diferensiasi nada) tentang harinya jika sang pemilik sekeluarga datang menjenguk. Segala upaya telah dilakukan sang pemilik untuk menyembuhkan sonya, tak terhitung jumlah rupiah yang telah keluar dari kocek mereka. Dan berkat kasih sayang dan kesabaran mereka membawa sonya berobat serta semangat pantang menyerah dari sonya, walaupun tak bisa kembali seperti sedia kala, namun keadaan sonya semakin membaik dari hari ke hari….Tetap semangat SONYA.

***

Semua orang memanggilnya BILLY, sudah banyak kisah yang yang terangkai dalam keluarga ini yang melibatkan billy di dalamnya. Billy sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari mereka.

Siang itu, setelah melalui pembicaraan yang panjang, dengan senyum yang menghias wajah , perlahan mereka menggendong billy memasuki ruangan. Banyak bulir air mata yang jatuh dari pelupuk, namun kasih sayang mereka yang lebih besar membuat mereka harus menempuh jalan ini, jalan yang akan membantu billy melepas rasa sakit yang terus menderanya dengan semakin bertambahnya usia.

“Rest in peace billy…we all love you…go home good boy….”

Kalimat itu lirih terdengar berulang mengantarkan billy sang labrador hitam untuk kembali…good bye BILLY

***

Ketika kita memutuskan untuk memelihara binatang, maka terimalah semua keadaannya..baik dan buruknya mereka, bertanggung jawablah terhadap mereka, karena kita yang memilih, kiya yang menginginkan mereka untuk menjadi teman, sejahterakanlah mereka sesuai dengan kodratnya, penuhi kebutuhannya dan jagalah selalu kesehatannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline