Lihat ke Halaman Asli

Indri Permatasari

TERVERIFIKASI

Landak yang hobi ngglundhung

Sekaleng Roti Dalam Koran Setengah Basi

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“Korannya Oom koran…” kudengar teriakan samar seorang anak kecil bertubuh dekil sembari mengetuk pelan jendela kaca mobil di tengah rintik hujan yang semakin menderas. Kulirik lagi sekilas Koran-koran yang dibungkus rapat dengan plastik lebar agar tak basah, sejenak kutaksir anak 10 atau 11 tahunan. Perawakannya kurus tak terurus, pipinya tirus dan hidung sedikit menempel sisa ingus.

Mataku menatap ke depan, kulihat timer di traffic light masih tersisa 52 detik lagi, seketika kubuka kaca jendela

“Kompasnya satu ya” kataku

“Iya Oom, ini” dengan gerakan super gesit Koran itu berpindah tangan tanpa basah yang berarti

“Ini , kembalianya kamu ambil aja deh buat beli buka puasa” kataku lagi sambil mengulurkan selembar seratus ribuan

“Wah, makasih Oom, makasih banyak” kulihat anak itu tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya yang tak rapi, binar matanya menyiratkan kebahagiaan, setidaknya untuk hari ini

***

Kutatap Koran yang ada di jok sampingku, tersenyum sedikit karena aku sudah melahap semua beritanya tadi pagi. Ah semoga anak itu menemukan lagi pembeli iseng yang mau menukar sebagian duit receh mereka dengan Koran setengah basi.

***

Rumah kecil semi permanen di sebuah perkampungan padat penduduk itu mendadak riuh oleh suara tangis, seorang perempuan muda memeluk tubuh anak kurus dengan pipi tirus, tapi yang dipeluk dan ditangisi tak kunjung membuka mata. Luka memar di wajah kecil dan tusukan belati yang dihunjamkan tepat di dada kiri atas telah mengantarkannya tidur di keabadian.

Dari  obrolan para tetangga, bocah itu bernama Dhoni, tadi dia nekat berjualan Koran menggantikan temannya Putra yang sedang sakit, rencanaya biar bisa  dapat tambahan uang untuk beli roti kaleng buat lebaran yang sudah diimpikan adiknya. Oh ya, duit seratus ribu yang didapatnya tadi tak pernah ditemukan dalam kantong sakunya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline