Anak adalah permata hati orangtua
Jangan pernah coba-coba melukai atau menyakiti buah hati mereka. Apapun akan dilakukan agar anak mendapatkan yang terbaik. Layaknya seorang ibu yang mencintai putra tunggalnya. Terlebih saat memperbincangkan prestasi dan kehebatan ananda. Anakku adalah yang nomor satu!
Tapi, perhatian dan kasih sayang yang berlebih serta tidak sesuai kadarnya justru akan menjerumuskan anak menjadi sosok individu yang labil, manja serta memiliki tingkat ketergantungan super. Bahkan berdampak potensi diri anak menjadi terpendam. Talenta bisa memudar tanpa diketahui seiring waktu.
Alih-alih terbersit pemikiran ananda masih terlalu kecil untuk belajar mandiri, dan bertanggung jawab. Nanti tunggu usianya lebih besar. Namun, ada juga karena kesibukan orangtua, hingga tidak memperhatikan adanya kilauan berlian yang belum terasah dari sosok ananda. Sayang, momen berharga terlewatkan.
Lalu apa yang harus diperhatikan dan diketahui?
Adalah masa-masa krusial seorang anak mendapatkan rangsangan dan stimulasi untuk menemukan dan menumbuhkan minat kegairahannya dan termotivasi secara natural dalam pengembangkan potensi.
Howard Gardner, psikolog dan pendidik dari Harvard University, Amerika Serikat dalam teori kecerdasan majemuk (multiple intelligence) memberi peluang pada orangtua dan guru untuk mengenali kecerdasan si kecil di luar kecerdasan yang bersifat skolastik (logika).
Kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia serta menciptakan sesuatu.
Dengan memiliki kecerdasan lain, anak menjadi lebih tangguh dan bahagia dalam menjalani kehidupannya.
Mari kita ulas potensi kecerdasan anak yang perlu dikenali, dirangsang dan distimulasi agar dapat mengenal kekuatan dan kekurangan anak.
Pertama – Kecerdasan Linguistik
Anak dengan kecerdasan ini kuat dalam bidang bahasa. Ia mudah mengingat informasi dan biasanya mempunyai keterampilan bersosialisasi karena terampil dalam berbicara dan menjelaskan sesuatu dengan baik.