Tawuran pelajar menjadi masalah serius sejak dulu di Indonesia. Bukan hanya soal kekerasan, tetapi juga hilangnya nilai persatuan yang diajarkan dalam Pancasila. Sila ketiga, "Persatuan Indonesia," seolah terlupakan ketika anak-anak muda terlibat konflik (Tawuran) hanya karena perbedaan sekolah atau tongkrongan (Kelompok).
Penyebabnya bermacam-macam mulai dari pendidikan karakter di sekolah yang kurang kuat, dan fokusnya hanya pada nilai akademik. Lingkungan sosial juga sering membentuk pola pikir bahwa kekerasan adalah solusi. Sedangkan media sosial memperburuk situasi dengan memprovokasi konflik.
Solusinya, nilai Pancasila harus diajarkan dengan lebih aplikatif. Kegiatan lintas sekolah seperti class meeting dan kerja sama bisa membantu menanamkan rasa kebersamaan dan persatuan. Peran orang tua yang baik, sangat penting dalam membimbing anak memahami arti toleransi dan solidaritas.
Anak muda adalah masa depan bangsa. Tawuran hanya menciptakan kehancuran, sementara persatuan menciptakan kekuatan. Mari bangkitkan semangat Pancasila untuk menciptakan generasi yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H