Masa lalu adalah sejarah, masa sekarang adalah goresan dan harapan. Masa lalu harus dijadikan pelajaran agar kita mempunyai bekal yang cukup untuk melakukan goresan-mengisi masa sekarang. Masa depan sebagai harapan, tidak akan ada tanpa diisi dengan karya nyata yang sering disebut amal.
Berbagai goresan yang dilakukan saat ini adalah untuk mengisi lembaran perjalanan sejarah kita. Oleh karena, tidak ada harapan dan masa depan, jika masa sekarang tidak diisi dengan karya nyata yang tidak lain adalah amal yang positif.
Mengisi hidup ini dengan goresan karya nyata harus terus-menerus dilipat-gandakan karena ia merupakan investasi untuk masa depan. Dapat dikatakan, tidak ada harapan dan masa depan jika hidup ini tidak diisi dengan tumpukan kebaikan berupa karya nyata.
Mengubah Masa Depan
Masa lalu adalah sejarah. Sejarah merupakan cerminan dari masa lalu. Masa lalu ada yang positif dan negatif. Kita belajar sejarah supaya kita bisa mengambil pelajaran yang positif dan negatif. Semua yang positif di masa lalu harus diambil dan diakumulasikan supaya menjadi tumpukan kebaikan, sebagai bahan untuk memajukan masa depan.
Siapapun, harus memiliki kerelaan untuk mengambil pelajaran dari masa lalu, karena betapapun tidak disukai masa lalu, pasti ada dan mungkin banyak juga kebaikannya. Rezim yang berkuasa di masa lalu, pasti ada kebaikannya. Kebaikan di masa lalu, harus diambil sebagai bahan untuk memastikan bahwa masa depan harus lebih baik dari masa lalu.
Sebaliknya yang negatif di masa lalu, harus ditinggalkan - tidak boleh dilakukan karena akan membawa kita kepada kehidupan yang merugikan. Kita mengetahui hal-hal yang positif dan negatif di masa lalu karena kita belajar dari sejarah.
Oleh karena itu, sejarah sangat penting untuk dijadikan cermin untuk menata dan mengubah masa depan kita.
Bangsa Indonesia harus banyak belajar dari sejarah. Setiap perubahan rezim, seolah rezim yang digantikan tidak ada kebaikannya. Akibatnya, rezim baru yang berkuasa, mengubah asemua sistem yang dilakukan rezim lama, seolah tidak ada kebaikannya.
Perubahan rezim Orde Lama ke rezim Orde Baru, terjadi perubahan semua sistem lama seolah tidak ada kebaikan rezim Orde Lama. Begitu pula perubahan rezim Orde Baru kepada rezim Orde Reformasi, juga dilakukan perubahan semua sistem ketatanegaraan, sehingga kesinambungan hampir tidak ada, kecuali dalam sistem ekonomi.
Perubahan yang dilakukan, ternyata tidak mengubah mentalitas, sehingga perubahan tidak membawa perbaikan secara signifikan bagi Indonesia. Oleh karena itu, mengubah masa depan harus dimulai dari perubahan mentalitas, yang dimulai dari perubahan mindset (pola pikir), yang kemudian merubah prilaku, dan tindakan.