Lihat ke Halaman Asli

iik Monika

Mahasiswi Ilmu gizi smt 5 universitas Muhammadiyah Surakarta

Kenali penyebab dan Bahaya Anemia di masa kehamilan

Diperbarui: 14 Januari 2024   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini kejadian anemia pada ibu hamil adalah masalah kesehatan di indonesia yang umum terjadi . Kejadian anemia menurut Riset kesehatan Indonesia tahun 2018 persentase anemia pada ibu hamil adalah 48,9 %. Jika dibandingkan dengan presentase pada tahun 2013 yakni 37,1% yang menunjukan bahwa kejadian anemia ini meningkat pesat sebanyak 11%. Dan tercatat sejauh ini, Prevalensi ibu hamil yang terindikasi anemia di Indonesia mencapai >70 % (Kemenkes,2018), dan semakin meningkat setiap tahunnya sehingga butuh penanganan serius dari dinas kesehatan dan pemerintah.

Anemia adalah keadaan dimana darah kekurangan kadar Hemoglobin untuk kebutuhan fisiologis tubuh. Rentang Kadar normal hemoglobin seseorang berdasarkan jenis kelamin/keadaan tertentu yang rentang normalnya berbeda dan sudah ditetapkan oleh Word health Organizatin (WHO). Wanita pada usia subur dan ibu yang sedang hamil sangat rentang terkena jika dibandingkan dengan laki-laki. Pada ibu hamil kadar normal Hb 11gr/dl. Kadar Hemoglobin <11gr/dl di trimester I dan III kehamilan, di trimester II kadar Hemeglobin dalam darah <10,5g/dl Ibu dinyatakan terindikasi anemia. Tapi ada perbedaan pendapat, menurut Wulandari (2015) mengatakan bahwa anemia terbagi menjadi 3 kelompok. Anemia tingkat ringan apabila kadar Hemeglobin dalam darah 9-10 g/dl, Jika kadar Hemeglobin dalam darah 7-8 g/dl terindikasi anemia sedang , dan jika kadar Hemeglobin dalam darah <7 g/dl terindikasi anemia tingkat berat. Anemia terjadi pada ibu hamil sangat berisiko mengancam Keselamatan ibu dan janin.

Anemia yang terjadi saat kehamilan sangat berisiko besar terhadap perkembangan janin, kesehatan ibu dan bayi lahir dengan berat kurang, lahir prematur, hingga kematian ibu dan bayi. Anemia dimasa kehamilan adalah faktor resiko dari besarnya angka kematian ibu dan menjadikan Anemia sebagai  masalah prioritas di indonesia yang harus segera ditangani. Sejalan dengan penelitian Rizka (2017) mengenai kejadian Kematian ibu saat melahirkan dengan anemia, dengan hasil, bahwa ada hubungan antara ibu yang mengalami  anemia dimasa kehamilan sangat berisiko mengalami pendarahan yang dikaitkan dengan kejadian kematian ibu saat melahirkan jika dibandingkan dengan ibu yang melahirkan tanpa anemia. Resiko Bayi lahir rendah pada Ibu yang terindikasi anemia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap berat badan anak saat lahir . Berdasarkan hasil penelitian ditahun 2019,angka bayi lahir mati 4,44 dari 1 ribu kelahiran bayi hidup, diakibatkan karena berat bayi yang kurang sebesar 14,9% dari total kelahiran bayi hidup.
 
Dampak lain dari Ibu hamil dengan anemia dapat menghambat tumbuh kembang anak, yang disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi ke plasenta sehingga mempengaruhi fungsi plasenta pada janin (Irmayani, 2018 dalam Febrianti, R, 2019). Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor tapi yang rentan terjadi adalah anemia kekurangan asupan zat gizi mikro seperti  zat besi, asam folat dan vitamin B12.  Kejadian anemia yang sering terjadi pada masa kehamilan adalah anemia defiensi zat besi dan asam folat karena tubuh memerlukan lebih banyak zat besi dan asam folat 2x lipat untuk perkembangan janin.Diikuti dengan penelitian mendukung yang dilakukan di Tanzania bahwa anemia yang terjadi pada ibu hamil mayoritas karena kurangnya asupan zat besi. Asupan zat besi bisa didapatkan dari sumber makanan segar ataupun suplemen zat besi,sumber zat besi dari makanan bisa berasal dari sumber hewani seperti daging merah,hati ayam,unggas, telur dan susu, ataupun sumber zat besi juga terkandung di sayuran hijau, dan kacang-kacangan.Pada literatur/penelitian lain juga disebutkan bahwa anemia saat kehamilan disebabkan oleh asupan besi dan protein yang kurang serta konsumsi sayur buah yang kurang dan tidak mendapatkan suplementasi Fe.
Tablet/suplemen zat besi dapat menjadi suplementasi gizi yang harus rutin diminum dimasa kehamilan yang bertujuan untuk mencegah anemia pada ibu hamil. Upaya pencegahan anemia yang dilakukan oleh pemerintahan indonesia dengan menerapkan program pemberian suplemen zat besi kepada wanita hamil, tetapi angka kematian ibu hamil masih tinggi (Kemenkes RI, 2016). Studi yang dilakukan  Siantarini dengan hasil bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kejadian anemia dengan pengetahuan dan pendidkan ibu hamil (Siantarini, Krina, Suratiah, & Rahajeng, 2018). Gejala anemia pada ibu hamil pada umumnya sama,ciri-ciri ibu yang mengalami anemia seperti mudah lelah, jantung berdebar,pusing,lemah,letih,lesu,lunglai. Pentingnya menjaga kadar hemoglobin di ambang batas normal saat hamil, karena selama kehamilan dara mengalami hemodulasi atau pengenceran yang akan terjadi terakhir pada usia kehamilan 32-34 minggu.

Pemerintah sudah membuat program pemberian Tablet tambah darah khususnya untuk wanita usia subur dan ibu hamil  yang disalurkan ke sekolah-sekolah,posyandu remaja, puskesmas atau rumah sakit setiap daerah. Pada hasil riskesdas indonesia pada tahun 2018, di tahun 2017 tercatat ibu hamil yang sudah mendapatkan tablet Fe adalah 85,1%, hal tersebut menunjukan bahwa Pemberian tablet Fe pada ibu hamil belum mencapai target yang ditetapkan yakni 95%  ibu hamil harus mendapatkan tablet Fe (Riskesdas, 2018). Pencegahan Kejadian anemia juga dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan ibu ataupun perempuan yang nantinya akan menjadi seorang ibu, penyuluhan pada ibu hamil sangat penting dilakukan sebagai upaya penurunan angka anemia akibat kurangnya pengetahuan ibu, materi yang dapat diberikan mengenai pentingnya menjaga kadar Hb tetap normal saat kehamilan, Pola makan yang baik untuk mencukupi asupan ibu dan janin. Pada penelitian terdahulu didapatkan hasil yang menunjukan hubungan yang kuat antara asupan  makan dengan  kejadian  anemia pada  ibu hamil, hasil tersebut menunjukan bahwa asupan harian ibu tidak  memenuhi kebutuhan harian ibu dan janin, jika hal tersebut berkepanjangan dan tidak di tindak lanjuti maka inu akan kekurangan zat gizi makro maupun mikro yang dapat berdampak  pada metabolisme  dan mengakibatakan terhambatnya pembentukan Hemeglobin dalam darah sehingga tidak terpenuhinya zat gizi makro dan mikro untuk perkembangan janin, dan kesehatan ibu (Soetjiningsih, 2007)

Kejadian anemia pada ibu hamil dapat dipengaruhi dari beberapa faktor seperti, pendidikan, usia,dan jarak kehamilan. Berdasarkan penelitian Nur Baniy pada tahun 2021 mengenai faktor penyebab Anemia pada ibu hamil, hasil dari penelitian tersebut menunjukan hubungan yang kuat terkait kejadian anemia dengan tingkat pengetahuan ibu dan hal ini diperkuat dengan latar pendidikan responden yang rendah, hasil tersebut sejalan dengan penelitian terdahulu bahwa anemia bisa dikaitkan dengan faktor sosial,ekonomi rendah seperti pendidikan,dan usia. Faktor usia yang menjadi salah satu penyebab kejadian anemia dikaitkan dengan tingkat kematangan  psikologis dan fisiologis ibu.Usia yang belum ideal untuk hamil sangat rentan terjadi keguguran, tingkat kematangan psikis atau kesiapan mental ibu dalam mengandung 8 bulan sangat dibutuhkan dukungan orang sekitar, karena perhatian yang kurang dapat membuat stres dan kurangnya asupan yang masuk ke tubuh dan berpotensi anemia.

 
 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline