Lihat ke Halaman Asli

Istiqomah

Mahasiswa Aktif UNS Semester 1, Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran

7 Alasan Kenapa Mahasiswa Harus Ikut Iuran Kelompok, walau Cuma Seribu Rupiah!

Diperbarui: 27 Desember 2024   05:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Uang Koin Seribuan (Sumber: https://images.app.goo.gl/gqysvkgqJkGXQyeg8)

Uang seribu yang katanya receh dan dianggap sepele, bisa menjadi masalah untuk orang yang kritis, contohnya saya. Sebenarnya bukan tentang nominalnya, tapi receh punya arti penting. Arti penting itu terlihat saat ada tugas kelompok. Jadi, ini dia 7 alasan kenapa kita harus ikut iuran kelompok walau cuma seribu rupiah.

1. Termasuk Hutang yang Kudu Dibayar

Total iuran yang ada harus dibagi rata antar anggota. Membayar iuran kelompok menjadi kewajiban yang tidak boleh ditingtidaklkan, walau cuma seribu. Kalau ada individu yang tidak mau ikut iuran, sama saja dia hutang. Hutangnya ke kelompok, tapi kalau selamanya tidak membayar, urusannya sama Yang Kuasa. Sudah mahasiswa harusnya sudah mahir membedakan mana yang harus, tidak harus, dan tidak perlu. Tidak perlu dikasih tahu, kalau sudah merasa menjadi kewajiban ia tidak akan tanya soal itu. Kalau bisa jangan sampai ditagih, apalagi cuma receh, malu sama yang lain.

2. Anggota Banyak Masa Mau Bebanin Satu Orang?

Bangku kuliah memang pendidikan tinggi, tapi tidak semua orang ekonominya tinggi. Bagian pedihnya adalah saat print makalah atau beli keperluan kelompok diwakilkan ke satu orang. Ia sudah andil dengan waktu dan tenaganya, seringkali malah nalangin dulu pakai uangnya. Parah kalau anggotanya ada yang tidak mau iuran. Untuk orang yang terbilang kaya mungkin bukan masalah. Tapi kalau ia ekonomi menengah ke bawah pasti akan merasa terbebani.

3. Bukti Konstribusi, Tidak Cuma Numpang Nama

Bukti kalau kita berkonstribusi bukan cuma ikut mengerjakan, uang juga penting. Kuliah  harus punya uang, tidak harus banyak, karena kalau iuran juga akan ringan. Kebanyakan mahasiswa tidak aktif dalam kelompoknya. Mereka mengeluh kebanyakan kelompok, karena setiap matkul kelompoknya beda. Padahal darisinilah pribadi kita dilatih untuk berkonstrubusi. Apalagi nanti dunia setelah lulus kuliah akan lebih beragam. Mengerjakan saja kadang tidak ikut, apalagi iuran. Alhasil "numpang nama" adalah julukan yang cocok buat mereka.

4. Receh Gaakan Hilang Sia-sia

Uang receh seringkali mudah jatuh, karena sebagian besar orang tidak menganggapnya penting. Mungkin yang menggap receh sangat penting ialah tukang parkir. Dengan dibayarkan sebagai iuran, maka receh akan memiliki manfaat. Daripada hilang begitu saja lebih baik jadi lembaran makalah. Lumayan bisa untuk membayar satu atau dua lembar. Lagipula hal yang mubadzir juga merupakan hal yang harus dihindari dalam kacamata agama.

5. Bisa Berhenti Menyepelekan Hal Kecil

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline