Lihat ke Halaman Asli

Kumpul Kebo Sipil, Why Not?

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Karena kekhawatiran kami akan cara hidup zaman sekarang thd anak anak kami yg ABG (anak baru gede), apalagi kami tinggal di negara yg secara umum bisa dibilang modern dan liberal dlm segala hal, maka mau tidak mau kami harus beradaptasi dgn cara hidup org sini, salah satunya budaya free sex dan kumpul kebo, bhs. kerennya 'living together' ....

Kami yakin dimanapun kita berada, keimanan yg kami anut akan tetap terjaga, maka jika suatu saat anak kami mencintai seseorang dlm ke ABG-an nya, untuk menghindari hal2 yg tidak diinginkan, kami akan menikahkan anak kami mengikuti aturan agama yg kami anut saja, tidak peduli kalau orang lain akan anggap itu kumpul kebo secara sipil, krn tanpa surat nikah dr kantor catatan sipil.

Secara agama yg dilandasi kejujuran dan nilai2 kebaikan yg lebih hakiki, itu jauh lebih mudah, lebih mengikuti zaman, flexible dan jauh lebih mulia dimata orang2 yg mempunyai keyakinan akan Tuhan, walaupun tanpa surat yg dibuat oleh manusia untuk pendataan....

Tentu lebih baik kedua2nya, secara agama dan secara sipil, tapi kalau harus memilih...Lebih bagus mana nikah secara agama saja (yg dilandasi kejujuran dan kebaikan utk ke 2 belah pihak) yg berarti kumpul kebo sipil, atau nikah secara sipil saja yg berarti kumpul kebo secara agama?

Banyak orang disini yg sekarang ini takut menikah, takut ribet urusan surat2....

Salam,

Barcelona, di bulan Ramadhan...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline