Lihat ke Halaman Asli

Mikroalga sebagai Penyerap Karbon dan Pengganti BBM

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1415344918865415138

Sekarang ini, siapa sih yang gak kenal pemanasan global atau perubahan iklim. Ya meskipun kedua istilah itu ada yang memaknai sama dan ada yang berbeda, tapi saya rasa kedua istilah tersebut sekarang sudah menjadi Trending Sentence karena akibat yang ditimbulkannya. Seperti suhu yang semakin meningkat, kerusakan ekosistem, pola hujan yang tidak teratur dan akibat-akibat lainnya. Nah, ternyata pemanasan global atau perubahan iklim tersebut dipicu oleh meningkatnya gas rumah kaca (GRK), salah satunya adalah karbondioksida (CO2).

Di Indonesia ataupun dunia internasional terus berusaha untuk menahan bahkan mengurangi meningkatnya gas rumah kaca tersebut. Seperti melalui kebijakan-kebijakan (Protokol Kyoto, Emisision Trading, Joint Implementation), ataupun melalui usaha penghijauan, menciptakan energi terbarukan dan menerapkan teknologi penangkapan karbon yang punya istilah keren Carbon Capture Storage (CCS).

[caption id="attachment_372883" align="aligncenter" width="561" caption="Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Carbon_capture_and_storage"][/caption]

Wah, mungkin bagi sebagian orang, terasa asing dengan istilah tersebut. Jadi CCS itu merupakan sebuah teknologi yang dapat menangkap sekitar 90% emisi karbondioksida yang dihasilkan oleh penggunaan bahan bakar fosil dan proses industri (http://www.ccsassociation.org/what-is-ccs/). Teknologi CCS juga mempunyai beberapa metode yang dapat diterapkan seperti penstabilan emisi CO2 menjadi bentuk cair untuk diinjeksikan ke formasi geologi, pengoksidasian emisi gas CO2 menjadi senyawa lain melalui artificial tree dan beberapa metode lainnya (Lipinsky, 1992). Nah, untuk Indonesia teknologi CCS ini lebih berkembang ke arah teknologi secara biologi atau istilah kerennya Biological Carbon Capture Storage (BCCS). Untuk penerapan BCCS ini dapat diterapkan melalui fotobioreaktor dan kolam kultur

Fotobioreaktor adalah reaktor yang dirakit dari bahan tembus pandang semisal akrilik yang dilengkapi dengan instalasi suplai media dan emisi gas untuk mengkultur mikroalga yang bertujuan penangkapan atau penyerapan gas CO2. Dalam penerapannya, fotobioreaktor tersebut memanfaatkan mikroalga seperi Chlorella sp seperti yang sudah diterapkan oleh Pusat Teknologi Lingkungan - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PTL-BPPT)

[caption id="attachment_372891" align="aligncenter" width="530" caption="Fotobioreaktor (Dok. Pribadi)"]

14153452512107719577

[/caption]

Pada tahun 2008, PTL-BPPT berhasil mengembangkan teknologi fotobioreaktor (Single Tubular Airlift Photobioreactor) mikroalga untuk menyerap CO2 dalam skala Batch. Dan pada 2009, dikembangkan menjadi (Multi Tubular Airlift Photobioreactor). Dan pada tahun 2010, teknologi ini diterapkan di salah satu industri susu untuk menyerap CO2 sebesar 1 gr CO2/liter media kultur/ hari. Jadi, apabila diterapkan dengan 2 unit fotobioreaktor (volume masing-masing 75 L), maka CO2 yang dapat terserap sebesar 150 gr CO2 / hari. Dan apabila fotobioreaktor ini dapat diaplikasikan secara kontinu, maka CO2 yang dapat terserap sebesar 4.5 kg CO2 (http://www.enviro.bppt.go.id/Berita/Data/29072010.htm).

[caption id="attachment_372895" align="aligncenter" width="399" caption="Sumber: http://www.jasuda.net/"]

14153454911440885213

[/caption]

Nah, selain bermanfaat dalam menyerap karbon, mikroalga juga ternyata punya potensi untuk dikembangkan menjadi biofuel. Jadi kita dapat memanfaatkan kembali mikroalga (Chlorella sp) tersebut dalam bentuk biomassa mikroalga untuk dipanen dan di ekstraksi menjadi biofuel. Banyak penelitian tentang jenis mikroalga dan tiap jenis tersebut punya kandungan minyak yang bervariasi, seperti Chlorella sp mencapai 15-55%. Selain kandungan minyaknya yang tinggi, mikroalga jenis Chlorella sp mempunyai kandungan karbohidrat dan protein sebesar 12-17 %.

Ternyata banyak sekali ya manfaat dari mikroalga ini. Selain dimanfaatkan untuk menyerap karbon, juga kita dapat memanfaatkannya sebagai minyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline