Akhir-akhir ini entah mengapa saya selalu diserang rasa panik. Padahal saya sudah keluar dari grup wa yang meresahkan itu, tapi tetap aja merasa panik. Rasa-rasanya setelah diamati, ternyata yang membuat saya panik bukanlah karena grup wa tersebut. Rupanya dari rasa panik karena himpitan ekonomi yang sangat menyesakkan dada.
Himpitan ekonomi merupakan faktor nomor satu yang membuat seseorang bisa hilang akal dan pikiran untuk melakukan sesuatu di luar nalarnya. Yah tentunya dengan cara yang negatif. Himpitan ekonomi memang membuat hidup jadi tidak nyaman. Karena himpitan ekonomi lah yang membuat seseorang jadi punya hutang.
Hutang! ya adanya hutang membuat kepanikan saya bertambah 3x lipat. Hutang memang membuat pikiran saya jadi merasa resah dan gelisah. Saya akhirnya merasakan ingin mengakhiri hutang tersebut tanpa harus berhutang lagi untuk menutupinya.
Tapi karena himpitan ekonomi bagaimana mau mengakhiri hutang. Sedangkan setiap bulan selalu ada pos-pos utama yang sudah diatur untuk dibayarkan. Dan tentu saja saya harus mengalahkan ego untuk mengesampingkan hutang sebelum urusan lainnya terbayarkan.
Suatu hari saya melihat teman-teman seperjuangan mendapatkan pekerjaan yang bergengsi, hampir semuanya. Tetapi malah saya sendiri yang tidak mendapatkannya. Yah itu tidak hanya sekali, namun hingga dua-tiga kali. Sedih..kenapa saya tidak mendapatkannya. Kepo? Pastinya. Tapi apa daya saya menanyakannya hanya sekedar basa basi, agar tidak dicap haus akan uang.
Yah, saya harus legowo. Harus benar-benar legowo dan sabar biar gak jadi beban pikiran terus yang akhirnya menyiksa badan. Saya harus bekerja kembali untuk membayarkan hutang yang memang harus saya akhiri. Semoga saja, setelah sambatan ini pekerjaan saya semakin laris ya..
Sekian #cerita di malam minggu ini..