Lihat ke Halaman Asli

Ihsan Luthfi Adilin

Mahasiswa Perpustakaan dan Sains Informasi UPI 2019

Hutan Mangrove Bekasi, Potensi Ecomuseum yang Kurang Dilirik

Diperbarui: 22 Desember 2021   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Hutan Mangrove. Sumber:instagram.com/riskanyunita 

Bekasi merupakan daerah yang berdekatan dengan Jakarta, akan tetapi masih dalam lingkup Jawa Barat. Dengan demikian, Bekasi menjadi kota yang berlokasi cukup jauh dari pusat administrasi Jawa Barat yakni di Bandung. Kabupaten Bekasi memiliki luas 1.274 km persegi dengan daerah dataran rendah yang memiliki ketinggian antara 0 -- 115 meter. Objek wisata alam di Bekasi terdengar cukup jarang di masyarakat. Seperti objek yang satu ini, hutan mangrove Pantai Mekar. Nama Pantai Mekar dibelakang bukanlah pantai berpasir yang berada di tepi laut, melainkan nama desa yang terletak di Muara Gembong.

Hutan mangrove di Pantai Mekar ini menjadi tempat rekreasi masyarakat untuk relaksasi dan santai, karena udara yang sejuk serta cukup rindangnya pohon sehingga kita bisa merasakan kesejukan ketika masuk ke daerah tersebut. Hutan mangrove Pantai Mekar terletak di utara Kabupaten Bekasi, tepatnya di Muara Gembong. Bukan hanya menjadi objek wisata, tempat ini juga menjadi penolong masyarakat untuk mengurangi potensi abrasi yang dialami pada rumah mereka, serta rumah untuk ikan-ikan kecil. Pembuatan hutan mangrove ini dilaksanakan oleh kerjasama antara Kabupaten Bekasi, Pertamina, Perhutani, Institut Pertanian Bogor, dan lembaga masyarakat setempat.

Sumber:Antaranews.com

Hutan mangrove Pantai Mekar juga menyimpan berbagai hal yang perlu kita lestarikan. Seperti tradisi nelayan Muara Gembong yang diadakan setiap dua tahun sekali yang dinamakan Nadran. Nadran merupakan pesta laut yang diadakan nelayan dengan tujuan mensyukuri hasil tangkapan ikan yang melimpah dan berdoa untuk mendapatkan hasil yang lebih melimpah dan dijauhkan dari bahaya ketika melaut.

Selain itu, keanekaragaman burung yang hidup dari hutan mangrove yang dibuat juga memiliki berbagai jenis, dan diantaranya terdapat 8 jenis burung yang dilindungi oleh pemerintah, diantaranya cagak abu, cekakak sungai, cekakak suci, blekok sawah, pecuk-ular asia, pecuk-padi hitam, cangak merah, dan raja udang biru.

Pengunjung dapat menemukan salah satu jenis burung tersebut ketika beruntung saat mengunjungi hutan mangrove. Dengan adanya keanekaragaman tersebut, akses jalan untuk masuk kedalam hutan mangrove cukup jauh dari jalan utama, sehingga perlu melalui jalan kecil yang bisa dilalui roda dua untuk sampai ke dekat pintu masuk. Fasilitas pelengkap seperti toilet dan mushola juga disediakan. Selain itu, adanya papan informasi mengenai jenis burung dan tanaman mangrove yang mengedukasi pengunjung. Akan tetapi, perawatan jalan setapak untuk melewati hutan mangrove juga perlunya dilakukan perawatan, karena sudah terlihat beberapa bambu yang terlepas dari sambungannya.

Potensi yang dimiliki oleh hutan mangrove Bekasi sebagai ecomuseum tentunya sangat cocok. Dengan area yang rindang membuat wisatawan nyaman ketika berjalan di hutan mangrove dan bersantai. Tidak hanya sebagai tempat wisata dan bersantai, hutan mangrove Pantai Mekar juga menjadi sebuah tempat edukasi dan konservasi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline