Lihat ke Halaman Asli

Fikiran Diskriminasi

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13450446821969273490

[caption id="attachment_206924" align="aligncenter" width="360" caption="Ilustrasi/ Admin (shutterstock)"][/caption] Fikiran itu otak Fikiran itu berperilaku Fikiran itu berkata-kata Fikiran itu bergerak. Diskriminasi itu membedakan Diskriminasi itu merendah-tinggikan yang sama Diskriminasi itu buruk untuk persamaan Diskriminasi itu pertanda memberangus si kecil Fikiran mendiskriminasi. Kini hadir dibelantara bagian yang dipikirkan si otak manusia Manusia yang dengan semua kepentingan hidupnya. Kekuasaan, Harta, Wanita dan Dunia, telah melahirkan fikiran diskriminatif. Fikiran diskriminatifm jika muncul dalam benak seseorang. tentulah memakan korban. Dan kadang, korban otak diskriminatif itu teman dan keluarga kita sendiri. Si otak diskriminatif itu buta, rasio yang dipakainya adalah rasio kepentingan. Bukan Rasio kemanusiaan, keharmonisan atau rasio yang baik untuk sesama. Ya, hari ini telah banyak lahir si otak diskriminatif. Mengurai banyak dusta, buruk sangka, dan banyak gelap kata. Si otak diskriminatif, mempunyai hati. Hati yang terdeskriminatisi oleh kepentingan yang bukan dari fitrahnya. Fikiran diskriminatif itu menimbulkan perdamaian. Perdamaian personal bagi yang melakukannya. Tapi kehancuran abadi yang didampakan untuk hubungannya dengan otak lain. Otakmu, otak-ku, otaknya atau otak siapapun. berkemungkinan.. Berkemungkinan menjadi otak dengan daya fikir diskriminasi. Berbahagialah yang otaknya sadar, jernih fikiran untuk tiada mendiskriminasi. Diskriminasi itu menghasilkan neraka, bukan nirvana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline