Lihat ke Halaman Asli

Ihsan Aufa

Murid SMKN 11 Semarang

Pramuka Itu Menyebalkan

Diperbarui: 1 Oktober 2023   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hah. Pramuka," ucap Jiro sambil berjalan menuju ke lapangan dengan sebuah tongkat di tangan kanannya. 

Saat itu waktu menunjukkan pukul 14.00. Saat di mana matahari baru saja beranjak dari tahta tertingginya. Dengan perasaan malas dan tubuh yang lemas Jiro tetap berjalan menuju lapangan. Sesampainya di lapangan tampak baru dirinya dan beberapa Dewan Ambalan saja yang berada di lokasi. Seketika rasa malasnya langsung meronta-ronta. 

"Manusia-manusia sialan. Udah jam 2 woy. Cepet sini kocak, panasssss!" gerutunya sambil melompat-lompat tidak jelas. 

Dia berjalan menuju ke barisannya dan menundukkan kepalanya berusaha menghindari kontak dari Sang Surya. Udara lapangan terasa sangat panas dengan debu-debu yang beterbangan. Beberapa menit berlalu sedikit demi sedikit para peserta mulai bermunculan. 

"Lama," ucap Jiro dengan tatapan lesunya. 

Pukul 14.25 upacara pembukaan pun dimulai. Tampak semuanya lancar, tapi ada satu hal yang membuat Jiro benar-benar kesal. Yaitu saat sang MC berkata "Pembina Pramuka memasuki lapangan,"

"Kau berusaha menyuruh kami untuk lari ketika mendapatkan panggilan. Tapi ketika kau yang mendapat panggilan, kau hanya berjalan begitu saja ha?" ucap Jiro sambil terus menahan amarahnya. 

Pembina pun naik ke mimbar nya dan mulai menyampaikan materi. Namun karena suara yang tidak terdengar, para siswa malah sibuk bicara sendiri dan tidak peduli dengan pembina. Setelah selesai, kami semua di bubarkan dan PJ kami menyuruh kami untuk ke tempat yang teduh. Di sana kami di ajari beberapa simpul dalam Pramuka. Seperti simpul pangkal dan palang. Bukan hanya itu, dengan ilmu itu kami juga di suruh dan di bantu untuk membuat jemuran. Dengan cepat Jiro menyerap semua ilmu yang di berikan dan bergerak layaknya macam yang sedang mengejar mangsanya. Setelah selesai Sangga mereka pun berfoto sebagai bukti pekerjaan mereka. Lalu mereka sedikit beristirahat sambil menunggu Sangga lain menyelesaikan tugas mereka. 

"Huhf. Lumayan bagus si punya kita," ucap salah seorang teman Jiro. 

"Iya. Kalo pramukanya gini mah asik-asik aja," respon Jiro dengan sebuah senyuman tipis di wajahnya. 

Setelah semuanya selesai, semua peserta kembali ke barisan untuk melaksanakan upacara penutupan. Tidak seperti sebelumnya, tubuh yang sudah lemas dan awan yang seakan tidak peduli membuat hawa panas di lapangan meningkat berkali-kali lipat. Banyak siswa mulai menggerutu dan berteriak-teriak tidak jelas menyalahkan para Dewan Ambalan karena terlalu lama dalam bekerja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline