Lihat ke Halaman Asli

Bio-Eco-Health System Approach sebagai Metode Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Komoditas Pangan Nasional

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kesepakatan global tentang pangan merupakan tujuan bersama, ini dibuktikan dengan adanya resolusi tentang ketahanan pangan dunia yang berbunyi : “ketahanan pangan ada jika semua orang kapanpun, mempunyai akses fisik dan ekonomi tentang kesediaan makanan yang cukup, aman dan bernutrisi untuk menuju kehidupan sehari-hari masyarakat dan pilihan makanan untuk sebuah kehidupan yang sehat dan aktif.”Bagi masyarakat Indonesia yang berpenduduk lebih dari 200 juta jiwa, masalah pangan merupakan masalah yang sangat serius. Terlebih lagi, beberapa kebijakan seperti kenaikan BBM dan masalah politik dapat mengombang-ambingkan harga pangan dan berpengaruh juga terhadap ketahanan pangan.

Sebenarnya, pola rencana ketahanan pangan sudah dituangkan dalam undang-undang No.7 tahun 1996. Bunyinya “ketahanan pangan di definisikan sebagai kondisi terpenuhinnya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau”. Akan tetapi komitmen dalam undang-undang ini masih belum diaplikasikan secara maksimal.

Komoditas pangan telah menjadi komitmen nasional berdasarkan pada pemahaman strategis dalam pembangunan nasional. Tiga aspek peran strategis tersebut adalah: 1) akses terhadap pangan dan gizi merupakan hak yang paling azazi bagi manusia. 2) peranan penting pangan bagi pembentukan sumberdaya manusia yang berkualitas dan 3) ketahanan pangan merupakan salah satu pilar yang utama yang menopang ketahanan pangan dan ekonomi dan ketahanan nasional.

Kondisi Komoditas Pangan Nasional

Komoditas pangan telah menjadi salah satu faktor penting dalam perekonomian nasional. Komoditas yang secara istilah merupakan barang yang diperdagangkan menjadi tumpuan pemasukan negara. Secara khusus, komoditas pangan seperti produk laut misalnya ikan,produk peternakan, pertanian dan pekerbunan menjadi unggulan negara dalam produk-produk ekspor.

Secara fakta, komoditas nasional masih banyak yang berada di bawah rata-rata dan tidak memenuhi syarat secara jumlah dan kualitas.

Telah menjadi fakta bersama bahwa kuantitas dan kualitas komoditas pangan menjadi salah satu penghalang terbesar dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan perekonomian nasional. Kondisi ini di perparah dengan buruknya kualitas komoditas pangan yang beredar sehingga malah menurunkan tingkat kesehatan masyarakat dilihat dari aspek kesehatan. Ketersediaan pangan juga menjadi masalah tersendiri bagi beberapa daerah karena factor geografi.

Penerapan Bio-Eco-Health System Approach

Bio-Eco-Health System Approach menjadi rumusan baru yang jarang diperbinvangkan dalam dunia pertanian Indonesia. Setelah mengalami banyak analisis, system ini ternyata efektif dalam menjamin kuantitas dan kualitas pangan di Indonesia. Secara teori, Bio-Eco-Health System adalah integrasi berbagai macam disiplin ilmu dalam rumpun ilmu eksakta. Pertama, Bio adalah kepanjangan dari Biodeversity merupakan rumpunilmu biologi yang membahas tentang keanekaragaman hayati dan berbagai aspek yang terkait dengan individu. Kedua, Eco merupakan kepanjanganan dari ecology yaitu ilmu yang mempelajari tentang lingkungan dan dampaknya. Hal ini juga dapat dikaitkan dengan ekosistem atau lingkungan yang saling terkait. Ketiga, Health adalah rumpun kesehatan yang membahas segala sesuatu yang terkait dengan kesehatan misalnya kesehatan masyarakat, kedokteran dan kedokteran hewan. Health juga sangat erat kaitannya dalam penyediaan kualitas pangan.

Penerapan pendekatan Bio-Eco-Health sangat erat kaitannya dengan system. System yang dimaksud adalah segala aspek yang mempengaruhi berlangsungnya suatu aktifitas. Hal ini sangat berkaitan dengan pengontrolan komoditas pangan agar selalu dalam koridor Bio-Eco-Health.Secara teknis, penerapan Bio-Eco-Health system dalam menunjang peningkatan kuantitas dan kualitas yang berdampak tidak langsung tapi bertahap. Lima tahapan itu kesemuanya dalam bentuk pendekatan atau approach dalam lingkup pengambilan keputusan. Lingkup tersebut merupakan sector strategis pemerintahan dan swasta yang berisi tenaga professional lintas disiplin ilmu.

Sebelum dimulai pendekatan, komoditas pangan yang dimaagsud harus melalui tahapan seleksi prediksi tentang prospek kedepan dalam jangka waktu 10 tahun. Hal ini berguna untuk efektifitas program dalam mengawasi komoditas pangan alternatif yang masih baru dalam kegunaan dan prospeknya. Kelima tahapan pendekatan yaitu, 1) Pendekatan dimulai dengan pertimbangan tenaga professional Bio-Eco dan Health dalam menyusun rancangan rencana. 2) Sektor Bio menganalisis tentang stabilitas penyediaan bahan baku, alternatif proses pengolahan kehalalan produk dilihat dari konsep syariat. 3) sector ekologi menganalisis dampak lingkungan yang terjadi. 4) Sector Health terus mengawasi aspek kesehatan dan dampaknya saat dikonsumsi masyarakat. 5) setelah semua sector melaksanakan tugasnya dan rencana telah terbentuk saatnya menerapkan pendekatan Bio-Eco-Health dalam sebuah system yang terintegrassi dalam skala nasional.

Bagan 1 : Tahapan Pendekatan

Manfaat dari pendekatan Bio-Eco-Health System secara garis besar ada tiga macam. 1) system ini akan bertahan lama dalam mengawasi kinerja kebijakan pemerintah khususnya pemerintah desa karena sifatnya yang terintegrasi dalam berbagai disiplin ilmu dan tidak ada yang mendominnasi. 2) pendekatan ini terintegrasi dan tersistem secara langsung kepada teknis lapangan sehingga mudah dilaksanakan. 3) Pendekatan ini berlangsung dalam sebuah system yang teringtegrasi sehingga segala masalah akan cepat teratasi.

Bio-Eco-Health System,tidaklah sebuah system yang sempurna. System ini tidak dapat berdiri sendiri, akan tetapi harus didukung oleh pemerintah terkait dan lembaga swasta yang ikut dalam pengambilan keputusan mengenai komoditas pangan. Ruang lingkup system ini juga tidak terbatas pada komoditas lama, akan tetapi berinovasi juga pada alternative produk yang dapat diterapkan sehingga mencapai ketersediaan pangan yang cukup dan kualitas pangan yang terjamin.

Kedepan, pendekatan Bio-Eco-Health System merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengambilan keputusan tentang kebijakan yang terkait dengan pangan. Kerenaselama ini integrasi dan perpecahan dalam disiplin ilmu belum dapat teratasi secara maksimal. Bio-Eco-Health sytem menjadi salah satu solusi efektif dalam menyediakan pangan dengan jumlah yang cukup bahkan lebih dan dengan kualitas yang baik. Bio-Eco-Health System secara harfiah bukanlah program akan tetapi sebuah opini dalan integrasi keilmuan untuk merencanakan kebijakan yang efektif dalam masalah pangan guna mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Refrensi

Hasan, Fuad. Membangun Kedaulatan Negara Melalui Kedaulatan Pangan Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo. Madura

Hubeis, Musa. Perspektif Kedaulatan Pangan Berkelanjutan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB, Bogor.

Mears, L.A. dan S. Moeljono. 1986. Kebijaksanaan pangan. hlm. 29-77. Dalam Booth dan McCawley (Eds.). Ekonomi Orde Baru. Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Jakarta.

Merida, Yucatan. Kutipan Workshop Internasional, "Ecohealth Approaches to the Prevention and Control of Vector-Borne Diseases in Africa, Asia and Latin America and the Caribbean: Inter-regional Dialogue and Exchange". Mexico

Swastika, D.K.S. and Y. Supriatna. 2008. The characteristics of poverty and its alleviation in Indonesia. Forum Agro Ekonomi 26(2): 103-115.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1996 Tentang Pangan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline