Lihat ke Halaman Asli

ihsan

wirausaha

Guru dan Kecerdasan Buatan (AI), Siapa Lebih Dibutuhkan?

Diperbarui: 1 September 2024   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jika kita menengok 20 tahun kebelakang khususnya dalam dunia pendidikan kita masih mengenal istilah guru pelita dalam kegelapan dimana guru merupakan sumber utama bagi seorang siswa untuk mendapatkan ilmu pengetahun dan kebijaksanaan, sejalan dengan waktu dan dengan kemajuan teknologi sangat luar biasa pesat, terutama dengan hadirnya artificial intellegence atau kecerdasan buatan yang lebih dikenal dengan istilah AI. Apakah istilah guru sebagai pelita dalam kegelapan masih releven?

Saat ini di mana kecerdasan buatan (AI) semakin mendominasi berbagai aspek kehidupan, dunia pendidikan, industri bahkan dunia hiburan tak luput dari penggunaan AI. Sehingga tidak jarang kita mendengar klaim bahwa AI bisa menggantikan berbagai fungsi manusia, dalam berbagai bidang. dalam hal ini penulis mencoba membahasnya dalam dunia pendidikan dalam hal ini adalah profesi guru.  

Meskipun AI memiliki potensi besar, guru tetap menjadi elemen yang sangat penting dan tidak tergantikan dalam mencerdaskan generasi bangsa. setidaknya penulis melihat beberapa alasan, antara lain :

Peran Emosional dan Sosial. Salah satu aspek utama di mana guru unggul dibandingkan dengan AI adalah dalam hal peran emosional dan sosial. Pendidikan bukan hanya tentang mentransfer pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk karakter dan kepribadian siswa. Guru memiliki kemampuan untuk mengenali kebutuhan emosional siswa, memberikan dukungan, dan membangun hubungan yang kuat dan penuh empati. Interaksi langsung ini sangat penting dalam membantu siswa merasa diterima dan termotivasi.

AI, meskipun bisa memproses data dan memberikan respons yang relevan, tidak memiliki kemampuan untuk memahami nuansa emosional dan kebutuhan psikologis individu. Siswa memerlukan dukungan moral dan bimbingan dalam mengatasi tantangan pribadi dan sosial mereka, sesuatu yang hanya bisa diberikan oleh manusia.

Pengembangan Keterampilan Sosial. Guru tidak hanya berperan dalam mengajarkan materi pelajaran, tetapi juga dalam mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan seperti kerja sama, komunikasi, dan empati sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja. Guru membantu siswa belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain, menyelesaikan konflik, dan bekerja dalam tim. Ini adalah aspek pendidikan yang sangat sulit untuk diajarkan oleh AI, yang cenderung fokus pada konten dan tidak memiliki pengalaman sosial yang nyata.

Pengajaran yang Disesuaikan. Setiap siswa adalah unik dan memiliki cara belajar yang berbeda. Guru memiliki kemampuan untuk menyesuaikan metode pengajaran mereka sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Mereka dapat mengidentifikasi area di mana siswa mungkin mengalami kesulitan dan menawarkan pendekatan yang dipersonalisasi untuk membantu mereka memahami materi. AI mungkin dapat mengadaptasi materi secara otomatis berdasarkan analisis data, tetapi tidak memiliki kapasitas untuk menilai konteks sosial dan emosional siswa atau memberikan dukungan secara individual dengan cara yang sama seperti guru manusia.

Sumber Inspirasi dan Teladan. Guru sering kali berfungsi sebagai panutan dan sumber inspirasi bagi siswa. Mereka dapat memotivasi dan mempengaruhi siswa dengan cara yang mendalam melalui pengalaman hidup mereka, nilai-nilai pribadi, dan semangat untuk pendidikan. Seorang guru yang berdedikasi bisa menjadi sumber inspirasi yang mendorong siswa untuk mengejar impian mereka dan mengatasi berbagai tantangan. AI, meskipun bisa menawarkan data dan saran, tidak bisa menawarkan inspirasi pribadi atau menjadi teladan dalam arti yang sama seperti guru manusia.

Pendidikan Moral dan Etika. Aspek penting dari pendidikan adalah pengajaran nilai-nilai moral dan etika. Guru tidak hanya mengajarkan materi akademis, tetapi juga memainkan peran penting dalam membantu siswa memahami dan menginternalisasi nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan rasa hormat. Proses ini melibatkan interaksi dan contoh teladan yang tidak bisa diberikan oleh AI, yang lebih fokus pada penyampaian informasi tanpa mempertimbangkan konteks moral.

Kesimpulan. Meskipun kecerdasan buatan memiliki potensi untuk meningkatkan berbagai aspek dalam dunia pendidikan, peran guru tetap sangat penting dan tidak tergantikan. Guru tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter, mengembangkan keterampilan sosial, dan memberikan dukungan emosional dan inspirasi yang sangat penting bagi perkembangan siswa.

Dalam konteks pendidikan yang semakin kompleks dan beragam, kemampuan manusia untuk beradaptasi, berinovasi, dan memberikan bimbingan yang penuh empati menjadikan guru sebagai elemen yang sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan generasi bangsa. Kecerdasan buatan mungkin dapat mendukung proses pendidikan, tetapi tidak bisa menggantikan peran sentral yang dimainkan oleh guru dalam membentuk masa depan siswa dan masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline