Lihat ke Halaman Asli

Cegah Diare! Yuk, Kelola Sampah dengan Baik!

Diperbarui: 14 November 2022   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tentunya, sampah bukan merupakan barang asing di kehidupan kita. Namun, seringkali kita belum mengetahui apa itu definisi sampah yang sebenarnya. Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berwujud padat adalah sampah. 

Apakah kalian tahu kalau sampah yang dihasilkan dari aktivitas kita, tidak langsung diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), lho! Kumpulan sampah tersebut akan melalui tahap pengelolaan terlebih dahulu, sebelum akhirnya dibawa ke TPA. Bagaimana sih cara pengelolaan sampah itu? 

Nah, sebelum kita membahas lebih jauh, teman-teman perlu mengetahui dulu nih apa itu yang dimaksud pengelolaan sampah. Masih menurut yang tercantum pada UU Nomor 18 tentang Pengelolaan Sampah, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,  menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. 

Menurut Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, penyelenggaraan pengelolaan sampah dibagi menjadi dua, yaitu pengurangan sampah dan penanganan sampah. 

Pengurangan sampah rumah tangga dapat dilakukan dengan cara penggunaan kembali sampah yang masih dapat digunakan dan didaur ulang. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan melakukan pembatasan timbulan sampah. Sedangkan, untuk penanganan sampah meliputi kegiatan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.

Memasuki musim penghujan, kemungkinan terjadinya bencana banjir sangatlah tinggi. Berkaitan dengan banjir, banyak pula potensi penyakit yang muncul melalui perantara air dari banjir. Salah satu penyakit tersebut adalah diare. 

Diare adalah kondisi pada seseorang yang terjadi ketika tinja yang dikeluarkan berbentuk lembek, cair, atau berupa air saja. Penyakit diare tidak bisa dianggap remeh lho! Hasil penelitian sebagian besar kematian balita disebabkan oleh diare. Nah, salah satu penyebab penyakit diare ini dapat muncul adalah karena pengelolaan sampah yang kurang baik. 

Sampah yang tidak dikelola dengan baik dan dibiarkan berserakan begitu saja dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. Bau tersebut umumnya sangat menarik perhatian bagi lalat. Lalat yang telah hinggap di sampah yang berserakan tersebut dapat hinggap di makanan yang ada di dalam rumah sehingga bakteri yang ada di sampah juga ikut terbawa dan menempel di makanan yang akan dikonsumsi. Akibatnya seseorang yang mengkonsumsi makanan tersebut menjadi diare, deh.

Badan Pusat Statistik DKI Jakarta telah mencatat bahwa 37,33% sampah yang ada di Jakarta tahun 2020 berasal dari rumah tangga, lho! Di awal pandemi COVID-19 lalu juga diketahui bahwa ada peningkatan jumlah sampah rumah tangga. 

Hal tersebut, disebabkan karena banyaknya aktivitas masyarakat yang berlangsung di rumah. Sampah yang dihasilkan juga tidak sepenuhnya dikelola dengan baik sehingga banyak efek negatif yang timbul, salah satunya meningkatnya jumlah kejadian diare. 

Jumlah kejadian diare di Jakarta pada tahun 2020 mencapai 14.872 kasus. Sungguh kasus yang sangat banyak, bukan? Sedangkan untuk tahun 2021, jumlah diare di Jakarta turun menjadi 12.664 kasus. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline