Jalan-jalan ke Pulau Adonara kurang pas rasanya bila hanya berkunjung ke spot wisatanya yang super keren. Sebelum mengakhiri perjalanan di pulau Adonara, pengunjung wajib membawa oleh oleh khas Adonara yaitu jagung titi untuk dibawah pulang.
Jagung Titi adalah kuliner warisan dari nenek moyang secara turun temurun yang tetap dipakai masyarakat. Keunggulan kuliner ini diantaranya ialah bisa disimpan untuk waktu lama, ringan untuk dibawa ke mana-mana, dan juga sebagai makanan ringan untuk di rumah dan menjamu tamu.
Kira-kira seperti apa sih kelezatan Jagung Titi? Selezat itukah rasanya?
Jagung titi merupakan makanan kuliner khas yang berasal darii Nusa Tenggara Timur, terutama di Pulau Flores bagian timur seperti di pulau Adonara. Dinamakan jagung Titi karena proses pengolahan biji jagung tersebut dititi di atas batu.
Salah satu lokasi pembuatan Jagung Titi terletak di Desa Oringbele, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Jarak dari pusat Kota pulau Adonara ketika turun dari pelabuhan Kapal Motor Laut di Kota Waiwerang memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat dan sekitar 35 Menit menggunakan kendaraan roda dua dengan pemandangan sepanjang perjalanan menuju Desa Oringbele yang sangat memanjakan mata apalagi memasuki daerah Watas yang sejuk nan indah.
Kita saya berkunjung ke Desa Oringbele dan bermalam di rumah Bapak Kobus dan mama Pulo di sekitaran belakang sekolah SD Inpres Oringbele. Sekitar jam 03.00 WITA dini hari bunyi batu dari dapur rumah Bapak Kobus dan juga dari balik rumah-rumah warga saling bersahutan antara satu dengan yang lainnya menyambut waktu shalat subuh. Ini menandakan mama-mama sementara melakukan proses pengolahan jagung titi.
Saya melihat langsung Proses pengolahan Jagung Titi tersebut. Cara pengolahannya dengan menggoreng jagung sampai setengah matang menggunakan wajan tanah liat, Jagung yang panas ini kemudian diambil sedikit demi sedikit menggunakan tangan lalu dititi di atas batu yang rata sampai jagung berbentuk rata. Proses ini membutuhkan keahlian dan tidak untuk di contohkan bagi yang belum terbiasa.
Setelah selesai shalat subuh, sekitar jam 05.30 WITA saya disajikan Jagung Titi ditemani dengan segelas kopi hitam buatan mama Pulo sambil menikmati suasana pedesaan yang masih asri. Ini merupakan anugerah Tuhan yang sayang untuk dilewatkan.
Rasa Jagung Titi ini gurih dan renyah, tidak terlalu manis, dan tidak pula asin, maupun hambar. Apalagi ditambah dengan kacang tanah yang sudah digoreng menambah nikmat suasana pagi hari ini.