TERNATE - Uji keterbacaan siswa Madrasah Provinsi Maluku Utara di tahun 2021 sempat mengalami keterpurukan alias menurun. Baru pada tahun 2022 klasifikasi nilai keterbacaan mengalami perubahan sebesar 41,1 persen saat tahapan Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI).
Uji keterbacaan sendiri dimaksudkan untuk mengetahui apakah penggunaan kalimat/bahasa, penyajian materi, tata letak dan interaksi antarteks dalam buku ajar dapat digunakan siswa untuk memahami materi-materi yang ada.
Kabid Pendidikan Islam Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Maluku Utara, Abdul Rahman M Ali mengatakan agenda sosialisasi AKMI tingkat provinsi bertujuan bagaimana supaya mendiagnosis siswa Madrasah, baik menyangkut literasi membaca, literasi numerasi, literasi Sains, dan literasi sosial budaya.
"Di tahun ini AKMI akan dilakukan oleh masing-masing Madrasah di Kabupaten/Kota, baik MI, MTS, dan MA, sehingga informasi dari sosialisasi ini dapat diketahui oleh seluruh guru-guru Madrasah," paparnya usai agenda sosialisasi di Ternate Kamis (31/8)
Abdul menjelaskan, saat ini nilai lapor pendidikan Madrasah dibutuhkan untuk menjadi dasar ukuran asesmen kompetensi AKMI.
"AKMI ini adalah program kerja sama antara Kemenag RI bersama dengan World Bank," kata Abdul
"Nah, salah satunya lewat pendidikan. Pertama, sararan prasarana Madrasah, kedua peningkatan mutu, dan ketiga kompetensi siswa maupun Madrasah, baik kompetensi di bidang asesmen, maupun bagaimana mengukur literasi siswa," pungkasnya
Sekedar informasi, peserta yang hadir dalam agenda sosialisasi ini adalah keterwakilan seluruh Kepala Seksi Madrasah se-Maluku Utara.
Laporan : Ihdal Umam