Lihat ke Halaman Asli

Ihda Ainaya

Apapun, kalau ada rasa pasti tercipta sebuah karya

Tidak Selamanya Kemampuan Selalu Diukur (Communication)

Diperbarui: 18 Juni 2021   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kemarin sempat berminggu minggu untuk belajar TPA (Tes Potensi Akademik), ya sekedar untuk syarat masuk S2 atau untuk mendaftar sebagai pegawai negeri. Beberapa kali juga mengikuti workshop untuk sekedar mengisi waktu kosong dan masih pada bahasan yang sama tentang potensi atau tes. Ada dua hal yang perlu digaris bawahi yaitu tentang potensi dan kompetensi. Kata pembicara sewaktu itu, keduanya untuk mengukur keterampilan atau kemampuan diri seseorang, dan terkejutlah saya ketika saya memperoleh skor dibawah minimal. 

'Aduh, kemampuan dan keterampilan saya kurang apakah tidak ada nilai plus di diri saya?'

Sempat saya berpikir seperti itu dan selalu menyalahkan diri sendiri karena terlalu bodoh untuk membandingkan diri dengan orang lain. Sejenak terdiam dan merenung, ada kalanya seseorang bisa maju karena ia terjatuh. Disanalah ia bangkit dalam intropeksi dirinya yang sungguh dalam. Menyesali terlebih dahulu sebelum ia memulainya kembali, dan disanalah ada harapan lebih untuk kedepannya yang lebih baik. Tidak ada kata membuang waktu, yang ada kita ikut berproses, mengetahui bagaimana konsep soal dan karakteristiknya sehingga ada pemahaman mendalam, tetapi harus didampingi dengan persiapan.

Berbicara tentang itu, saya ingat beberapa konsep komunikasi yang mengajarkan kita untuk mengenal lebih dalam dengan lawan bicara. Diibaratkan seperti bawang yang setiap dikupas ada lapisan baru dan baru sehingga menemukan titik kedalaman yaitu sisi intim dimana kedua belah pihak sudah mengenal lebih dalam. Mungkin beberapa orang untuk mengetahui orang lain cukup canggung, melirik saja tidak mau apa lagi untuk berbicara. Namun ada gerak gerik yang mungkin dapat diartikan sehingga kita mampu untuk memulai pembicaraan, maka dalam komunikasi pun ada istilah komunikasi verbal dan non verbal. Bayangkan dua sejoli sedang bercanda di tepi pantai, apakah mereka awalnya tau dan saling kenal? Tentu tidak.

Intisarinya, tidak apa untuk memulai untuk kedua kalinya, dan tidak apa juga untuk terus mencoba. Mungkin kemampuan potensi diri yang kita ketahui sekarang belum seberapa, ada banyak hal yang diri kita miliki tapi takut untuk memperlihatkannya. Banyak loh yang sedang mencari jati diri atau kemampuan dirinya. Kamu juga?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline