ABSTRAK
Kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Kesehatan mental dapat mempengaruhi perilaku seorang individu. Kesehatan mental pada remaja harus diperhatikan dengan cermat karena akan memberikan dampak yang cukup besar bagi perkembangan remaja tersebut. Dalam memperhatikan kesehatan mental pada remaja dibutuhkan berbagai sumber dan pihak guna mengontrol Kesehatan mental remaja, salah satunya adalah dari faktor pendidikan agama. Pendidikan agama dapat berasal dari lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Pendidikan agama yang diberikan kepada remaja dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental remaja, Pendidikan agama dapat memberikan perlindungan kepada remaja.
Kata kunci: Pendidikan Agama, Kesehatan Mental, Remaja
ABSTRACT
Mental health is a very important thing to consider. Mental health can affect the behavior of an individual. Mental health in adolescents must be considered carefully because it will have a considerable impact on the development of these adolescents. In paying attention to mental health in adolescents, various sources and parties are needed to control adolescent mental health, one of which is the factor of religious education. Religious education can come from the family environment and the school environment. Religious education given to adolescents can affect the mental health of adolescents, religious education can provide protection to adolescents.
Key words: Religious Education, Mental Health, Youth
A.PENDAHULUAN
Dalam Perundang-undangan tentang SistemPendidikan No.20 tahun 2003, mengatakan bahwa Pendidikan merupakan "usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat". Pendidikan dalam arti sebenarnya adalah ketika seorang guru memberikan pelajaran kepada siswanya. Baik orang dewasa maupun anak-anak diharapkan dapat memimpin dengan memberi contoh, belajar, mengajar, meningkatkan etika dan moral, serta menggali pengetahuan individu.
Dalam dunia Pendidikan, sekolah merukapan wadah yang sangat penting untuk mempertemukan peserta didik dan pengajar yang mana di dalamnya terdapak ketiatan belajar mengajar. Namun fungsi sekolah bukan hanya itu, tetapi sekolah dapat menjadi tempat untuk membentuk hubungan bai kantar individu.
Dalam pelaksanaannya, proses pengajaran pendidikan agama Islam di sekolah tidak selalu berhasil dan terdapat tantangan. Artinya, bagaimana mengamalkan dan menerapkan nilai-nilai agama Islam kepada seluruh peserta didik agar tidak hanya memperoleh ilmu, tetapi juga memiliki kualitas keimanan dan akhlak yang tinggi. Ketika kita melihat permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan banyak aspek negatif dari perilaku siswa, seperti perkelahian, perundungan, dan perkelahian.
Fenomena kemerosotan akhlak dan akhlak terjadi pada semua lapisan masyarakat, namun lebih banyak terjadi pada kalangan remaja. Tindakan ini tidak hanya mencerminkan buruknya implementasi, namun proses pengajaran pendidikan agama Islam di sekolah tidak selalu berhasil dan memiliki tantangan tersendiri. Yaitu bagaimana nilai-nilai agama Islam diimplementasikan dan diterapkan pada seluruh siswa yang berjumlah orang. Mereka tidak hanya berilmu, namun juga mempunyai keimanan dan akhlak yang tinggi.
Ketika kita melihat permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan banyak aspek negatif dari perilaku siswa, seperti perkelahian, perundungan, dan perkelahian. Fenomena kemerosotan akhlak dan akhlak terjadi pada semua lapisan masyarakat, namun lebih banyak terjadi pada kalangan remaja. Perbuatan tersebut tidak hanya menjadi wujud ketidaklengkapan pendidikan agama Islam di sekolah, namun juga menjadi penghambat pendidikan agama Islam di sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian oleh survei kesehatan mental indonesia (I-NAMHS) tahun 2022 bahwa problematika gangguan mental paling besar dirasakan oleh kalangan remaja adalah berupa gangguan stres pasca-trauma (PTSD) 0,5%, gangguan cemas sebesar 3,7%, gangguan sikap (0,9%), gangguan hiperaktivitas (ADHD) sebesar 0,5%, gangguan pemusatan perhatian 0,5% serta diikuti oleh gangguan depresi mayor (1,0%). Kesehatan mental terhubung dengan kesehatan Anda secara keseluruhan, baik secara fisik maupun mental.
Kesehatan mental mencakup upaya mengelola stres, mengelola hubungan dengan orang lain, ketidaksesuaian, bahkan pengambilan keputusan. Keadaan psikologis setiap individu bersifat unik dan perkembangannya selalu dipengaruhi oleh hubungan kekuasaan yang kompleks. Faktanya, banyak orang mengalami gangguan jiwa pada saat-saat tertentu dalam hidupnya.
B.PEMBAHASAN
1.Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai agama Islam kepada peserta didik. Pendidikan ini mencakup berbagai aspek ajaran Islam, seperti aqidah (keimanan), ibadah (ritual keagamaan), akhlak (moral), fiqih (hukum Islam), serta sejarah dan budaya Islam. Melalui pendidikan ini, peserta didik diharapkan dapat memahami dan menginternalisasi ajaran-ajaran Islam sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran ini berlangsung di berbagai jenjang pendidikan formal, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, serta di lingkungan non-formal seperti pesantren dan majelis taklim.
Tujuan utama dari Pendidikan Agama Islam adalah membentuk individu yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia. Pendidikan ini juga bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam secara kaffah (menyeluruh). Dengan demikian, diharapkan peserta didik tidak hanya menguasai aspek-aspek teori keislaman, tetapi juga mampu menjadi pribadi yang berguna bagi masyarakat dan mampu menghadapi tantangan kehidupan dengan berlandaskan nilai-nilai Islam.
2.Kesehatan Mental Remaja
Kesehatan mental remaja merujuk pada keadaan emosional, psikologis, dan sosial yang baik selama masa remaja, yang merupakan periode transisi penting dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami berbagai perubahan fisik, emosional, dan sosial yang signifikan. Kesehatan mental yang baik memungkinkan remaja untuk mengelola stres, berinteraksi dengan orang lain secara positif, dan membuat keputusan yang sehat. Faktor-faktor seperti hubungan keluarga yang harmonis, lingkungan sekolah yang mendukung, serta akses kepada sumber daya kesehatan mental berperan penting dalam menjaga kesehatan mental remaja.
Selain itu, kesehatan mental remaja melibatkan kemampuan untuk mengatasi berbagai tantangan yang muncul selama masa remaja, seperti tekanan akademik, pergaulan, dan perubahan hormon. Remaja dengan kesehatan mental yang baik dapat mengembangkan rasa percaya diri, mengelola emosi dengan efektif, dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Sebaliknya, kesehatan mental yang buruk dapat mengarah pada berbagai masalah seperti kecemasan, depresi, gangguan makan, dan perilaku berisiko. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk memiliki dukungan dari keluarga, teman, dan profesional kesehatan mental untuk menjaga keseimbangan emosional dan psikologis mereka.
Upaya untuk meningkatkan kesehatan mental remaja dapat melibatkan pendidikan mengenai kesehatan mental di sekolah, menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, serta menyediakan akses ke layanan konseling dan terapi. Kegiatan seperti olahraga, seni, dan partisipasi dalam komunitas juga dapat membantu remaja mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang diperlukan untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan dukungan yang tepat, remaja dapat mengembangkan kemampuan untuk mengatasi stres, membangun hubungan yang sehat, dan mencapai potensi penuh mereka sebagai individu yang seimbang secara mental dan emosional.
3.Peran PAI terhadap Kesehatan Mental Remaja
Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peran penting dalam mendukung kesehatan mental remaja. Salah satu cara utama PAI berkontribusi adalah dengan menyediakan landasan spiritual yang kuat bagi remaja. Melalui ajaran agama, remaja diajarkan untuk memiliki keyakinan dan ketakwaan kepada Allah SWT, yang dapat memberikan ketenangan batin dan kedamaian pikiran. Praktik ibadah seperti shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur'an juga dapat menjadi sarana untuk meredakan stres dan kecemasan, sehingga membantu remaja dalam mengelola tekanan emosional dan mental yang mereka hadapi sehari-hari.
Selain itu, PAI mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang tinggi, seperti kejujuran, kesabaran, dan empati. Nilai-nilai ini sangat penting dalam membentuk karakter remaja yang kuat dan tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Dengan memiliki dasar moral yang kuat, remaja dapat mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan yang sehat, mengelola konflik dengan cara yang konstruktif, dan membangun hubungan sosial yang positif. Sikap dan perilaku yang didasarkan pada nilai-nilai Islam ini dapat memberikan remaja rasa tujuan dan makna dalam hidup, yang merupakan elemen penting dalam kesehatan mental.
PAI juga berperan dalam membangun lingkungan yang mendukung dan inklusif bagi remaja. Melalui kegiatan-kegiatan keagamaan seperti kajian, pengajian, dan kegiatan sosial di masjid atau sekolah, remaja dapat merasa menjadi bagian dari komunitas yang peduli dan mendukung. Rasa kebersamaan dan dukungan sosial ini sangat penting dalam membantu remaja mengatasi rasa kesepian dan isolasi, yang sering kali menjadi faktor risiko bagi masalah kesehatan mental. Dengan demikian, PAI tidak hanya memberikan panduan spiritual dan moral, tetapi juga menciptakan ruang bagi remaja untuk berkembang secara emosional dan sosial dalam lingkungan yang positif.
C.KESIMPULAN
Peran Pendidikan Agama Islam (PAI) terhadap kesehatan mental remaja sangat signifikan dalam memberikan dukungan emosional, spiritual, dan sosial. PAI menyediakan landasan spiritual yang kuat melalui ajaran-ajaran agama yang menanamkan keyakinan dan ketakwaan kepada Allah SWT, yang membantu remaja mengatasi stres dan kecemasan. Praktik ibadah yang diajarkan dalam PAI, seperti shalat dan membaca Al-Qur'an berfungsi hal yang efektif untuk meredakan tekanan mental dan emosional.
Selain itu, nilai-nilai moral dan etika yang diajarkan dalam PAI, seperti kejujuran, kesabaran, dan empati, memainkan peran penting dalam membentuk karakter remaja yang kuat dan tangguh. Remaja dengan dasar moral yang kuat cenderung mampu membuat keputusan yang sehat, mengelola konflik dengan baik, dan membangun hubungan sosial yang positif, yang semuanya berkontribusi pada kesejahteraan mental mereka.
PAI juga menciptakan lingkungan yang mendukung dan inklusif melalui kegiatan-kegiatan keagamaan yang memperkuat rasa kebersamaan dan dukungan sosial. Dengan merasa menjadi bagian dari komunitas yang peduli, remaja dapat mengatasi rasa kesepian dan isolasi, yang merupakan faktor risiko bagi masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, PAI tidak hanya memberikan panduan spiritual dan moral, tetapi juga membangun ruang bagi perkembangan emosional dan sosial remaja dalam lingkungan yang positif. Secara keseluruhan, PAI memiliki peran penting dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan mental remaja, membantu mereka tumbuh menjadi individu yang seimbang secara mental, emosional, dan spiritual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H