Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang kompleks dan jika dibiarkan dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan. Permasalahan mengenai pengelolaan sampah juga masih terjadi di Desa Simpur, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Belum adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di sekitar desa membuat masyarakat masih membuang sampah di sungai maupun saluran air. Hal tersebut memicu terjadinya sungai meluap saat hujan lebat serta menimbulkan beberapa penyakit seperti diare dan DBD.
Mahasiswa KKN Memperagakan Pembuatan Pupuk Kompos dari Limbah Jerami Padi | Dokpri
Bermula dari permasalahan tersebut, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro yang dipelopori oleh I Gusti Agung Made Andika Wiratmaja, Ivan James Aritonang, Daranida Normandia Visina, Nabiila Nuri S, dan Nabilla Balqis Q membuat program Gerakan SILISA (Simpur Peduli Sampah) sebagai upaya pemberdayaan masyarakat untuk dapat mengelola sampah dengan baik.
Pelaksanaan program Gerakan SILISA di awali dengan edukasi mengenai pentingnya kesehatan lingkungan, perilaku hidup bersih dan sehat serta masalah sampah dan dampaknya bagi kesehatan yang dihadiri oleh perangkat desa serta Kelompok Tani Desa Simpur. Kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi bersama dalam pembuatan kompos dari jerami sisa hasil panen pertanian. Selain dua kegiatan tersebut juga dilakukan focus group discussion (FGD) bersama perangkat desa dan masyarakat guna mencari solusi alternatif penyelesaian masalah pengelolaan sampah di Desa Simpur sebagai realisasi dalam keberlanjutan program ini nantinya.
Mahasiswa KKN bersama Masyarakat Berdiskusi Mengenai Pengelolaan Persampahan di Desa Simpur | Dokpri
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI