Lihat ke Halaman Asli

Igon Nusuki

Akademisi MD UGM

Cari Kota Terbaik untuk Slow Living: Perspektif Mahasiswa Jogja

Diperbarui: 25 Desember 2024   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Tugu Pal Putih, ikon Kota Yogyakarta. (Shutterstock/Kurniawan Rizqi via KOMPAS.com)

Lebih Bermakna dengan Konsep Slow Living

Apa sih itu slow living dan mengapa kita perlu menjalankannya?

Slow living itu sendiri ialah konsep hidup yang mendorong kita untuk memperlambat tempo hidup dan lebih menikmati setiap momen, mengurangi kecepatan yang biasanya dipacu oleh tuntutan hidup yang serba cepat.

Berawal dari gerakan slow food di Italia pada akhir 1980-an, slow living kini berkembang menjadi filosofi hidup yang mencakup berbagai aspek kehidupan.

Ini adalah tentang menjalani hidup dengan lebih sadar, penuh perhatian, dan tidak terburu-buru.

Dalam kehidupan yang sering kali dibayangi oleh deadline dan tekanan, slow living menjadi sebuah pelarian yang menenangkan.

Konsep ini menekankan pentingnya kualitas daripada kuantitas, mengajak kita untuk tidak sekadar mengisi hari-hari dengan aktivitas, tetapi dengan pengalaman yang bermakna.

Bagi saya, sebagai mahasiswa, ini merupakan kesempatan untuk mencari keseimbangan di tengah kesibukan akademik yang tak berujung.

Kota Istimewa dengan Keindahan Alam dan Kehidupan yang Santai

Rombongan kirab budaya Nitilaku saat sampai di Balairung dengan disambut jajaran pimpinan UGM. (Sumber: Harian Jogja/Triyo Handoko)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline