Setelah sukses dengan ekspedisi pada 2020, Ekspedisi Sisik Naga kembali digelar guna mengungkap kekayaan alam hutan Purbalingga. Pada seri pertama berhasil mengidentifikasi berbagai spesies langka yang mendiami hutan alam Purbalingga seperti Elang Jawa (Nizaetus bartelsii) dan Owa Jawa (Hylobates moloch) juga Macan Tutul (Panthera Pardus).
Selain itu juga ditemukan 46 spesies burung, 20 spesies gastropoda, 15 jenis capung (odonata), 9 spesies herpetofauna, berbagai jenis primata, mamalia serta jenis tumbuhan bawah, belasan jenis epifit dan puluhan jenis pohon.
Pada ekspedisi part II ini, penelitian lapang dilaksanakan pada 25-28 Oktober 2024, titik keberangkatan dari Curug Karang, Desa Tanalum, Kecamatan Rembang, Purbalingga kemudian menyusuri area Kali Karang sampai ke hulu sebagai lokasi pengamatan flora fauna. Lokasi tersebut berbeda dengan ekspedisi sebelumnya, namun masih dalam bentang alam Perbukitan Sisik Naga.
Ekspedisi ini melibatkan kolaborasi antar pegiat alam di Purbalingga, penyuluh kehutanan setempat serta Tim Peneliti dari Bio Explorer, Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).
Yayasan Astra Honda Motor (Yayasan AHM) turut hadir sebagai sponsor utama karena ingin menjadi bagian penting dalam mendukung terlaksananya agenda-agenda konservasi. Dengan fokus kelestarian alam, Yayasan AHM sejalan dengan program-program yang bertujuan menjaga biodiversity dan mendukung aksi terkait climate change, sesuai dengan target SDGs.
Kenapa dinamakan Sisik Naga?
Kawasan yang disebut sebagai Perbukitan Sisik Naga adalah hutan membentang di utara Purbalingga dari Kecamatan Rembang, Karangmoncol, Karanganyar, Karangjambu sampai Karangreja yang berbatasan dengan Banjarnegara, Pekalongan dan Pemalang. Pada perpetaan wilayah itu disebut dengan Zona Serayu Utara yang saat ini dibawah pengelolaan Perum Perhutani, KPH Banyumas Timur.
Topografinya berbukit-bukit dan jika dilihat melalui google earth tampak seperti sisik-sisik naga. "Oleh karena itu, kami menyematkan sebagai kawasan 'Perbukitan Sisik Naga' dan kegiatan ini dinamakan Ekspedisi Sisik Naga," kata Gunanto Eko Saputro, Ketua Ekspedisi yang akrab disapa Kang Igoen, 28 Oktober 2024 sepulang penelitian lapang ekspedisi di Curug Karang, Desa Tanalum.
Benteng Terakhir Hutan Alam Purbalingga