Cerita Umrahku : Menangis Haru di 'Taman Surga'
Mentari bersinar tanpa penghalang. Namun, siang hari bolong yang cerah di Kota Madinah Al Munawarah pada musim semi seperti ini tak terasa begitu terik. Saat itu, aku tengah mengantre memasuki Raudhah, 'Taman Surga' yang ada di kompleks Masjid Nabawi. Meski Tengah hari, aku yang biasanya mudah berkeringat nyaman saja saat harus menanti giliran memasuki Raudhah.
Jadwal kunjungan kami ke 'Taman Surga' itu dapat jam 14.00, pas lagi siang-siangnya. Masuk Raudhah kesempatan langka, jadi kami datang jauh sebelum waktunya, takut telat. Satu jam sebelum waktu Dhuhur kami sudah di Masjid Nabawi, sembari menunggu kami menunaikan Sholat Dhuhur. Usai sholat, kami janjian dengan Muthowif dan jamaah lain di Gerbang 326.
Sebelum masuk Raudhah kami harus bersabar, waktu tunggu cukup lama. Sesampai di kawasan depan pintu masuk raudhah kami harus menunjukan izin, setelah itu harus menunggu dulu. Pada area tunnggu disediakan tempat duduk berkarpet, plastic kresek untuk sandal dan gallon minum air zam-zam. So, saat menunggu cukup nyaman. Kita bisa dzikir atau Sholat Sunnah. Kalau haus bisa minum zam-zam sepuasnya.
Oh ya, jamaah perempuan dan laki-laki dipisah ya saat memasuki Raudhah. Lalu, untuk manula yang jalan dengan tongkat atau yang menggunakan kursi roda ada jalur khusus.
Setelah kurang lebih 20 menitan menunggu, kita kemudian dipersilahkan masuk ke Raudhah. Kita masih harus sabar karena jalanan mengular yang cukup panjang. Usai jalan siput padat merayap 15 menitan sampailah kami ke Raudhah...
Kami berusaha mendapatkan tempat sedekat mungkin dengan mimbar atau makam nabi, meskipun harus berdesakan karena semua jamaah memiliki keinginan yang sama. Setelah dapat lokasi yang cukup lega, aku menunaikan Sholat Sunah, Sholat Tobat.
Selesai sholat, saya duduk bersimpuh dan tiba-tiba mak serrr.... Nggak kerasa dada berdebar, mataku berkabut dan air mata tanpa ada yang mengomando jatuh bercucuran. Saat itu dosa-dosaku seperti disetel semua dengan jelas yang membuat aku merasa begitu kotor dan kerdil di 'Taman Surga' itu.
Radar pendengaranku menangkap kanan kiriku juga pada terisak. Aku kembali bersujud, terucap syukur bisa dipanggil mengunjungi 'Taman Surga' itu dan berziarah ke makam rasul. Aku bermohon dosa-dosaku yang berjibun bisa diampuni dan doa-doaku bisa diijabah.