Saya penggemar berat serial Wiro Sableng. Tentu saya tak melewatkan kesempatan menonton saat karya Om Bastian Tito itu difilmkan. Apalagi ada cawe-cawe Hollywood dalam penggarapanya. Jadi, hukumnya wajib bagi saya untuk menonton sepak terjang Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 nan sakti-ganteng-kocak-sableng itu dalam amar maruf nahi mungkar di Bumi Nusantara.
Saya menonton filmnya sendirian, jadi cukup menghayati filmnya sampai habis, sampai di ruang biskop tinggal sendirian baru saya keluar. Saya menonton di hari penutupan Asian Games jadi masih ada ikat kepala bertuliskan Indonesia di jidat yang bikin saya terlihat aneh di Djakarta Theatre.
Oke, setelah menonton, saya mau menulis review soal film Wiro Sableng. Isinya 5 pujian juga 5 kritik terhadap film garapan Life Like Pictures yang didukung 20th Century Fox itu. Saya mulai dari pujian dulu ya, baru lanjut kritikannya.
Pujian yang Pertama, film Wiro Sableng adalah film berbujet besar dan digarap dengan serius. Milyaran duit digelontorin Mbak Sheila plus dukungan sutradara, aktor, penulis naskah, penata laga, penatas musik papan atas udah cukup buktiin film itu bukan main-main. Hasilnya, efek CGInya memang canggih cuy. Gerakan meringankan tubuh dan jurus-jurus silat Wiro, Mahisa Birawa, Anggini, Bujang Gila Tapak Sakti jadi asyik ditonton. Koreografi laga hasil kolaborasi Yayan Ruhian dan Chan Man Ching memberi sentuhan ala aksi film laga China yang dikenal menawan.
Kedua, film ini tergolong kocak. Akting Vino G. Bastian lumayan segar, plus kekonyolan Si Fariz sebagai Bujang Gila Tapak Sakti cukup bisa mengocok perut. Ada beberapa kali saya ketawa ketiwi di Bioskop, pun penonton lain. Rara Murni, Anggini terlebih Bidadari Angin Timur juga bening banget dah.
Ketiga, menonton film Wiro juga sekalian mendukung hero lokal mendunia. Sebagai informasi, karakter Wiro masuk di game kelas wahid, Arena of Valor (AoV). Sudah barang tentu ini kebanggaan yang harus kita dukung sebagai anak bangsa. Nantinya Wiro bisa jadi Wiro Man, satu level sama Superman, Iron Man, Batman, Ant Man dan Man-man lainnya.
Keempat, promosi silat, senin beladiri asli Nusantara. Pada gelaran Asian Games kemarin, cabang olahraga silat luar biasa prestasinya. Nah, aksi silat banyak disajikan dalam film Wiro Sableng. Tentu kite musti seneng jika silat semakin mendunia. Salah satu media promosi yang efektif tentu saja lewat film ini.
Kelima, belajar Bahasa Inggris. Film Wiro subtittlenya Bahasa Inggris. Saya yang katro kemampuan berbahasa inggrisnya bisa sambil belajar lah. Minimal jadi bisa membedakan Bahasa Inggrisnya 'Gila' sama 'Gendeng'. Usul, kedepan harus ada tuh translate Bahasa Inggrisnya sepeminuman teh, sepenanakan nasi dan lainnya yang khas Bastian Tito.
So, overall, Film Wiro ini layak tonton. Apalagi buat anak jaman now daripada nonton film menye-menye apalagi horor porno nanggung yang najong tralala, film ini jauh lebih oke. Nah, anak jaman old yang mengenal Wiro Sableng lewat Novelnya, agak diturunin ya ekspektasinya.. hehe.
Ok, saya lanjutkan lima kritik untuk Film Wiro Sableng ya. Oleh karena sepertinya ada sekuelnya nih, udah dikasih tanda kemunculan musuh bebuyutan Wiro si Pangeran Matahari, ada beberapa kritik yang moga aja dibaca sama Angga Dwimas Sasongko Sang Sutradara, Mbak Produser Sheila Timothy atau Kang Seno Gumira yang nulis naskah untuk perbaikan film berikutnya. Sebab, sebagai penggemar die hard Wiro Sableng saya agak kecewa.
Pertama, serial Wiro Sableng itu dikenal dan asyik dinikmati karena aksi jurus-jurus silat mautnya. Ada kunyuk melempar buah, membuka jendela memanah rembulan, rajawali membubarkan anak ayam, menepuk gunung memukul bukit sampai orang gila menggebuk lalat.