Lihat ke Halaman Asli

Igoendonesia

TERVERIFIKASI

Catatan Seorang Petualang

Wiro Sableng, Pendekar Pilih Tanding yang Merana dalam Asmara

Diperbarui: 1 Maret 2018   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wiro Sableng 212 (Foto : devianart.com)

Ganteng, baik hati, atletis  dadanya bidang perutnya enam kotak, kocak alias jago mencairkan suasana, lihai mengeluarkan gombalan plus sakti mandraguna ternyata bukan jaminan urusan asmaranya lancar. Mau tahu contohnya pria yang ditakdirkan celaka seperti itu?

Jawaban atas pertanyaan itu salah satunya adalah Wiro Sableng, Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212. Sampai tamat, murid Eyang Sinto Gendeng tuh masih perjaka tulen, belum kawin dan belum pernah hooh hoohan. Pernah kawin, cuma kawin settingan. Penah mau hoohan, dalam pengaruh pelet atau dalam rangka menolong orang lain dan berakhir kentang alias kena tanggung doang.

Padahal ya, jikalau plot umum dibawah ini :

Pendekar gagah menolong perempuan, jatuh cinta, jadian, kawin.

Teman seperjuangan, witing tresno jalaran soko kulino, jadian, kawin.

Dijodohkan sama gurunya, awalnya nggak mau, akhirnya mau banget, jadian, kawin.

Jika plot itu berlaku, niscaya pendekar dengan nama asli Wiro Saksono yang lahir dari ibu bernama Suci dengan ayah bernama Raden Ranaweleng itu mungkin sudah ratusan kali kawin. Akan tetapi kenyataanya tidak. Cowo culun nolong cewe cakep saja bisa jadian, ini pendekar ganteng nan sakti kagak jadian padahal cewenya udah ngarep abis.  Kalau pendekar lain sama-sama berjuang menumpas kejahatan menumbuhkan kebersamaan, benih-benih cinta gampang tersemai, lalu kawin mawin akan tetapi Wiro tidak.

Kalau dipikir-pikir kurang apanya si bliyo ini? Jejak petualanganya dashyat.  Penjelajahan Wiro membentang dari  Tanah Rencong di ujung timur Swarna Dipa,  mendaki Puncak Singgalang di Andalas, menikmati keindahan Ngarah Sianok di Tanah Minang, berkeliling seantero Jawa, menjelajah Tanah Pasundan, singgah  di Pulau Dewata, sampai melancong ke Tiongkok dan Jepang bahkan ke negeri antah berantah bernama Latanahsilam.

Pada setiap wilayah yang dia jelajahi, Ia selalu menebar kisah harum : memberantas kejahatan, membasmi kemungkaran. Tak terhitung wanita cantik yang diselamatkanya dari para durjana pemetik bunga, berpuluh pendekar jelita silih berganti menemaninya. Namun, apa daya Wiro tetap jomblo dan bukan hanya jomblo biasa tapi JNNM alias Jomblo Ngenes Nyaris Mubazir.

Kalau Wiro sigap, mau puan seperti apa aja saja ada.  Jika melihat status, ada wanita biasa ada, putri bangsawan, ratu bahkan gundik pun ada, tentu saja  yang sama-sama dari dunia persilatan banyak. Kalau melihat asal, ada yang dari wanita jawa, mojang priangan, gadis dari Aceh, Minang, Batak, Amoy China, kembang Jepun ada sampai awewe yang berasal dari Latanahsilam atau wanita dari alam roh sekalipun ada yang mau sampai termehek-mehek sama Wiro.

Mau ciri fisik yang bagaimana?Gadis cantik eksotik dengan sepasang mata biru yang bisa tembus pandang ada Ratu Duyung. Mau yang ramping, anggun, bermata hijau rambut pirang yang udelnya bodong dan bisa mengeluarkan geni biru ada Pandan Wangi alias Bidadari Angin Timur. Kalau mau yang rambut hitam bodi semlohai ada Anggini murid Dewa Tuak yang sudah dijodohkan dengan dirinya. Mau yang kecantikannya sampai bikin iri para peri ada Luhcinta, mau yang cakep tur gampangan ada Luhtinti, mau yang tubuhnya selalu menyebarkan bau harum tanpa pakai rexona ada Bunga si Dewi Bunga Mayat. Sederet nama ini juga tidak ada yang jelek, ada Puti Andini cucu Tua Gila, Luhrembulan, Purnama, Peri Angsa Putih, Sri Kemuning, Srindi, Nyi Roro Mangut, Suti, Ratna Kaliangan, Ning Intan dan lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline