Lihat ke Halaman Asli

Igoendonesia

TERVERIFIKASI

Catatan Seorang Petualang

Kunti dan Kesedihan Ibu yang Membuang Anaknya

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1400491393892944620

[caption id="attachment_324499" align="aligncenter" width="300" caption="Kunti Membuang Anaknya di Sungai (foto : www.starplus.in)"][/caption]

Pada suatu hari, ditengah terik Sang Surya, seorang putri jelita tengah duduk bersimpuh di tepian sungai. Berada diantara bebatuan, Sang Putri rupanya tengah dilanda kesedihan mendalam. Air mata bercucuran bak arus sungai yang mengalir deras, membasahi wajahnya yang rupawan.

Ada bayi merah yang juga tengah menangis ada dipangkuannya, meski dengan alasan yang berbeda. Tangis ibu muda itu seolah berkolaborasi dengan tangis anaknya yang baru dilahirkanya, untuk menyaingi suara dari gemuruh air sungai.

Sang Putri kemudian menyeka air matanya. Ia mencoba untuk tegar dan menahan isak tangis yang menyesakan dadanya. Jabang bayi itu perlahan dimasukan ke sebuah keranjang. Ia kembali memandangi wajah anak lelakinya yang baru lahir itu dengan kesedihan yang mendalam.

Anaknya masih menangis dan semakin lama tangisnya semakin keras. Bayi laki-laki tampan itu sepertinya ingin seluruh dunia tahu kehadiranya.

Sang putri pun kebingungan, Ia kemudian menyanyikan sebuah lagu pengantar tidur untuk menenangkan anaknya. Lagu yang dinyanyikannya dengan penuh perasaan dan kesedihan, diiringi orkestra sungai.

Surya Dev So Gaye

Surya dev so gaye, chhaya andhera

Mentari telah tidur, hadirlah kegelapan

Chup-chaap yeh gagan so gayi hai dhara

Diam-diam langit tertidur, bumi juga tertidur

Tu bhi so jaa, laal mere

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline