Professor merupakan tingkat tertinggi di dalam Pendidikan. Tentunya berdasarkan sudut pandang orang lain professor bisa menjadi salah satu sosok untuk memberikan contoh kepada yang lain terutama seperti pelajar. Namun semua itu dipatahkan dalam kasus Perdagangan Manusia ini, karena profesor yang dianggap sebagai teladan terlibat dalam kasus ini.
Namun menurut detik.com/sumbagsel seharusnya sekelas professor tidak melakukan hal tidak terpuji seperti itu karena hal ini merugikan tidak hanya 1 atau 2 pihak saja tapi merugikan semua pihak. Selain itu mahasiswa yang terlibat tidaklah dikit namun lumayan banyak yang berjumlah 87 mahasiswa. Sehingga Edi yang merupakan ketua DPRD Jambi meminta agar kasus yang mirip/serupa seperti ini tidak terjadi lagi.
Untuk mendukung bahwa kasus serupa tidak terjadi lagi maka dibuat beberapa kebijakan baru seperti pihak kampus sebagai institusi pendidikan harus lebih selektif dalam memilih pihak ketiga untuk kerja sama magang mahasiswa. Unja juga memastikan ada sebanyak 87 mahasiswanya yang terdaftar ikut magang di Jerman yang kemudian masuk sebagai korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang diungkap Bareskrim Polri. Sehingga dapat dipastikan bahwa sebanyak 87 mahasiswa yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang.
Kasus seperti ini dapat dimisalkan seperti rantai yang harus diputus. Rantai merupakan suatu benda yang memiki keterikatan yang sangat kuat, hal ini serupa seperti kasus ini yaitu adanya perdagangan manusia. Tentunya hal ini seperti rantai dikarenakan banyaknya koneksi antar 1 dan yang lain. Koneksi dalam berbagai hal . Dimana tentunya profesor ini memiliki koneksi dan membuat modus adanya pengiriman mahasiswa ke Jerman dan tentunya para mahasiswa ini tertarik walaupun akhirnya para mahasiswa itu masuk ke dalam perangkap yang dibuat oleh profesor yaitu timbulnya perdagangan manusia. Selain itu ini juga dapat dimisalkan seperti kancil, dimana kancil merupakan hewan yang dapat memengaruhi yang lain. Sama halnya dalam hal ini profesor dapat mengelabui para mahasiswa namun untuk hal yang tidak baik bukan untuk hal yang baik.
Sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H