Lihat ke Halaman Asli

Ignatius Seto

Ignatius Seto

Formatio Calon Imam Masa Kini

Diperbarui: 6 April 2022   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mencoba mengenal persiapan calon imam Gereja

Seminari Mertoyudan merupakan salah satu dari sekian banyaknya seminari di Indonesia. Seminari sendiri merupakan tempat untuk berprosesnya para remaja atau kaum muda yang terpanggil menjadi Imam gereja. Seminari mertoyudan merupakan seminari tertua di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1912-sekarang, berarti usianya sudah mencapai 110 tahun. 

Di sini para remaja atau kaum muda yang terpanggil akan menjalani formatio sebagai persiapan untuk menjadi calon imam di masa yang akan datang. Terlihat dari sebutannya "formatio" yang berarti bentuk, itu berarti para kaum muda tadi akan dibentuk menjadi pribadi-pribadi yang siap untuk menjalani tugas sebagai pelayan Tuhan atau yang sering disebut Romo/Pastor. Para remaja atau kaum muda yang sudah masuk seminari biasanya mendapat sebutan 'seminaris'. 

Di Seminari Mertoyudan ada 2 tingkatan pendaftaran, yang pertama siswa yang lulus dari SMP bisa mendaftar ke KPP (kelas persiapan pertama), bisa dibilang setara dengan SMA, cuma bedanya kalau SMA biasa hanya 3 tahun sedangkan di Seminari Mertoyudan siswa akan menempuh pendidikan selama 4 Tahun. kalau yang kedua siswa yang lulus dari SMA bisa mendaftar ke KPA (kelas persiapan atas), hanya setahun saja proses pendidikannya.

Seminari Mertoyudan sendiri mempunyai banyak cara untuk membentuk kepribadian seseorang yang siap menjadi calon imam masa depan. Di sini sangat menjunjung tinggi nilai 3S (Sanitas, Sanctitas, Scientia). 'Sanitas' untuk mengolah jasmani, ada kegiatan seperti olah raga dan opera (bersih-bersih lingkungan sekitar). 

'Sanctitas' untuk mengolah kerohanian, ada kegiatan seperti bacaan rohani, jalan salib, dan perayaan Ekaristi setiap hari. 'Scientia' untuk mengolah kemampuan akademis/pengetahuan, ada kegiatan persekolahan dan literasi. 

Semua habitus itu selalu dipertahankan dan diajarkan kepada setiap seminaris dengan harapan setiap seminaris mampu menghayati nilai 3S dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline