Lihat ke Halaman Asli

Aryono Putranto

Seorang pembelajar yang tinggal di kota pelajar

Hegemoni Tim Repsol Honda di Indonesia, Akankah Berlanjut di Mandalika?

Diperbarui: 7 April 2019   00:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Balap. Sumber ilustrasi: PEXELS/Pedro Sandrini

Michael Doohan, Alex Criville, Valentino Rossi, Nicky Hayden, Casey Stoner, Marc Marquez

Tentu nama-nama di atas tidak asing bagi para penggemar MotoGP. Apa persamaan dari nama-nama tersebut? Ya, mereka adalah juara dunia dari era GP 500 sampai dengan MotoGP. Lebih spesifik lagi, mereka adalah para penyumbang gelar juara dunia untuk tim yang sama, yaitu Repsol Honda HRC Team.

Michael Doohan menyumbangkan gelar dari tahun 1995-1998. Satu tahun kemudian, dilanjutkan oleh Spaniard, Alex Criville. Setelah satu tahun berikutnya mengalami kegagalan meraih gelar juara karena dominasi Kenny Roberts Junior dengan Suzukinya, gelar juara dunia kembali ke kandang Repsol Honda selama tiga tahun berturut-turut yang disumbangkan oleh maestro Italia, Valentino Rossi.

Dominasi Yamaha menghalangi niat Repsol Honda untuk memperpanjang gelar juara sebelum akhirnya kembali ditorehkan oleh almarhum Nicky Hayden tahun 2006. Pada tahun 2011, Casey Stoner mengulang sejarah gelar juara dunia untuk tim Spanyol-Jepang yang dipersembahkan oleh pemuda Australia mengikuti jejak pendahulunya, Mick Doohan.

Tahun 2013, 2014, 2016, 2017, dan 2018 menjadi giliran The Baby Alien Marc Marquez sebagai ujung tombak Repsol Honda dengan lima gelar juara dunia kelas para raja.

Tim Repsol Honda secara resmi masuk dalam kejuaraan dunia roda dua tahun 1995, dan sampai tahun ini (2019), setelah 24 tahun berkiprah, tim ini bisa meraih 15 gelar juara dunia pebalap di kelas puncak. Tentu layaklah jika tim Repsol Honda menjadi tim yang paling produktif untuk gelar juara dunia.

Kedigdayaan tim Repsol Honda ini juga ditandai dengan banyaknya gelar juara seri yang diraih di banyak sirkuit dalam kejuaraan dunia GP500 dan MotoGP termasuk dalam gelaran yang dihelat di Indonesia.

Ya, Negara zamrud khatulistiwa ini memang pernah turut menyemarakkan gelaran balap motor dunia dengan menjadi tuan rumah kelas para raja. Memang tidak dalam jangka waktu lama. Indonesia hanya sempat menjadi tuan rumah selama dua tahun, yaitu tahun 1996 dan 1997. Sirkuit yang digunakan pada saat itu adalah satu-satunya sirkuit bertaraf internasional yaitu Sirkuit Sentul yang terletak di Jawa Barat.

Pada gelaran GP 500 tahun 1996, sirkuit Sentul mendapat jatah tanggal 7 April 1996. Pada ajang tersebut, dominasi tim Repsol Honda ditunjukkan dengan aksi sapu bersih yang dilakukan oleh andalan mereka, Michael Doohan yang mampu meraih pole position kemudian mampu menjadi juara. 

Dominasi Michael Doohan semakin lengkap dengan menjadi pemegang fastest lap. Pada balapan tersebut, tim Repsol Honda menurunkan empat pembalap, yaitu Michael Doohan, Alex Criville, Shinichi Itoh, dan Tadayuki Okada. Alex Criville mampu menyelesaikan balapan di posisi keempat, dan Itoh berada di posisi tigabelas.

Hasil mengecewakan diraih oleh Okada yang tidak mampu mencapai garis akhir. Untungnya perjuangan Tadayuki Okada membuahkan hasil yang lebih baik pada kejuaraan tahun berikutnya di sirkuit yang sama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline