Lihat ke Halaman Asli

Ignasius Kristian Kuncoro B A

Mahasiswa S1 Psikologi, Universitas Airlangga

'Besok Mungkin Kita Sampai' : Sebuah Pengingat untuk Tidak Terburu-buru

Diperbarui: 9 Januari 2025   18:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Hindia sedang menampilkan karyanya (Sumber : galeri pribadi penulis)

'Besok Mungkin Kita Sampai', salah satu lagu yang terkandung di dalam album pertama Hindia, 'Menari dengan Bayangan'. yang sudah berusia 5 tahun terhitung dari November 2019.

Selain nada yang unik, lagu ini juga ingin memberikan pesan yang indah. Meodi dari lagu ini membuat pendengar merasakan spektrum emosi yang diinginkan oleh lagu ini sendiri. Menggambarkan perjalanan, tantangan hingga ketidakpastian hidup yang pada akhrinya mengajak para pendengarnya untuk menemukan setitik cahaya bernama harapan dan sikap optimisme. Hal-hal tersebut dapat ditemukan dari lirik yang ada.

Setiap orang pastinya memiliki perjalanan dan tujuannya masing masing. Bait pertama membawa para pendengar mengilustrasikan perjalanan hidup Hindia dengan berbagai hambatan yang dihadapinya. Namun, setelah menempuh perjalanan yang begitu panjang, ida tidak merasa sudah sampai "tujuan". "Namun tujuanku belum tiba". Secara tidak langsung, bait pertama membawa pedengarnya merefleksikan petualangan hidupnya.

Petualangan tidak pernah luput dari kata rintangan. Chorus lagu ini mengajak para pendengarnya untuk mencari secercah cahaya yang bernama harapan dan tentunya untuk terus optimis dalam menjalankan kehidupannya, karena benar, tidak ada yang tahu kapan tujuan yang didambakan itu tercapai. "Tak ada yang tahu kapan kau mencapai tuju dan percayalah bukan urusanmu untuk menjawab itu, bersender pada waktu".

Tidak hanya ingin menggambarkan hambatan yang dialami Hindia, 'Besok Mungkin Kita Sampai' juga ingin menangkap rintangan paling sederhana yang dirasakan setiap orang. "Bagus gak nilainya?", "Kuliah dimana?", "Kapan Nikah?", "Kerja jadi apa?". Pertanyaan, rintangan yang pastinya dirasakan setiap orang. "Kuatkanlah dirimu atas pertanyaan yang memburu, tentang masa depan, pernikahan, pendidikan, pekerjaan, keimanan". Benar, tidak jarang rintangan yang satu ini datang di waktu dan tempat yang tidak terduga. Rintangan ini juga sering kali berasal dari orang-orang terdekat kita, jadi, kuatkanlah diri kalian!

Mengingat setiap orang memiliki jalan dan tujuannya masing-masing, tidak jarang orang-orang membandingkan perjalanannya dengan perjalanan orang lain. Hindia mengajak para pendengarnya untuk tidak terburu-buru dan tidak membandingkan perjalanan mereka dengan milik orang lain serta untuk selalu menghargai perbedaan yang ada dalam perjalanan hidup yang ditempuh. "Hidup bukan saling mendahului, bermimpilah sendiri-sendiri". 

Secara tersirat, lagu ini memberi harapan dan sikap optimisme kepada para pendengarnya ditengah ketidakpastian akan masa depan melalui melodi dan liriknya. Tidak perlu terburu-buru untuk mencapai garis finish, karena setiap langkah yang kita ambil adalah bagian dari proses. Terimalah fakta bahwa hidup penuh dengan ketidakpastian dan bahwa setiap orang memiliki tantangannya masing-masing. Namun, di balik semua itu, besok mungkin kita sampai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline